Syaikh Ihsan Jampes: Penting Belajar Ilmu dari Ulama daripada Baca Kitab Sendiri

Bagikan Sekarang

KHAZANAH PESANTREN — Syaikh Ihsan dikenal dengan Kitab Sirajut Thalibin. Kitab khusus membahas masalah tasawuf di dunia pesantren. Ulama Nusantara asal Kediri ini

Ada empat pesan Syaikh Ihsan Jampes, Kediri, kepada para santri untuk meraih ilmu yang berkah.

وقد اجمع العلماء على فضل التعلم من أفواه المشايخ على التعلم من الكتب خلافا لمن شذ فيه وذلك لوجوه منها وصول المعانى من النسيب خلاف وصولها من غير النسيب والنسيب الناطق أفهم للتعليم وهو المعلم وغير النسيب له جماد وهو الكتاب ومنها أن المتعلم إذا استعجم عليه مايفهم من لفظه نقله إلى لفظ آخر والكتاب لاينقل فالمعلم فى ايصال العلم أصلح للتعليم من الكتاب ومنها أنه يوجد فى الكتاب أشياء تعوق عن العلم وهي معدومة عند المعلم كالتصحيف العارض من اشتباه الحروف وقلة الخبرة وسقم النسخ ورداءة النقل وإدماج القارئ مواضع المقاطع وخلط مبادى التعليم وذكر ألفاظ مصطلح عليها فى تلك الصناعة فهذه كلها معوقة عن العلم وقد استراح المتعلم من تكلفها عند قراءته على المعلم وإذ كان الأمر على هذه الصورة فالقراءة على العلماء أجدى وأفضل من قراءة الإنسان لنفسه.

“Para ulama telah sepakat atas keutamaan belajar dengan mendengar keterangan dari para masyayikh dari pada mempelajari keterangan yang ditulis dikitab-kitab, meskipun ada juga ulama yang berpendapat lain. Keutamaan tersebut ditinjau dari beberapa faktor, antara lain :

  1. Datangnya pemahaman ilmu dari guru yang mempunyai NASAB kepada murid yang mempunyai NASAB jelas berbeda dengan murid yang tidak mempunyai nasab. Sebab guru yang mempunyai garis nasab itu keterangannya akan lebih bisa memahamkan. Sedangkan murid yang tidak mempunyai nasab, senantiasa selalu bersama dengan benda yang tak bernyawa (kitab) yang tidak bisa untuk di ajak bercakap-cakap.
  2. Ketika santri kesulitan memahami pengertian suatu lafadz, akan dialihkan oleh guru pada lafadz lain yang lebih mudah dipahami. Kelebihan ini tak bisa didapatkan hanya dengan membaca. Dengan demikian jelas bahwa seorang guru lebih efektif didalam penyampaian ilmu.
  3. Kendala-kendala berupa kesalahan dan distorsi pemahaman baik berupa kemiripan huruf, kurangnya ketelitian, kesalahan naskah atau kutipan, atau penggabungan pengertian yang tidak semestinya, kerancuan penerimaan pemahaman bagi tahap pemula ataupun penyebutan istilah-istilah yang belum dikenal dalan suatu fan, semuanya bisa dihindari dengan penjelasan yang disampaikan oleh guru.

Demikian, wallahu a’lam. (Red)

Leave a reply