
Surabaya – Kegiatan diskusi aktifis muda NU yang dikemas dalam cangkruk dan fikir atau Cangkir9 tetap menjaga tradisi berkirim doa kepada para pendiri jam’iyah serta pahlawan. Sehingga tahlilan tetap menjadi pembuka kegiatan yang berlangsung di parkir utara PWNU jatim tersebut.
“Tradisi berkirim doa kepada para pendahulu harus tetap kita jaga,” kata Sururi Arumbani, Jumat (9/6) malam. Apalagi malam tersebut masih berada di bulan Ramadhan, yang mana banyak para pendiri dan pahlawan NU wafat khususnya hadratussyaikh KH Hasyim Asy’ari, lanjutnya.
Menurut Pemimpin Redaksi Tv9 Nusantara ini, berkirim doa yang dikemas dalam bacaan tahlil secara berjamaah adalah ciri khas yang melekat bagi warga NU atau nahdliyin. “Walaupun sekarang kita ada di arena Bazar Ramadhan, namun tahlil tetap kita lakukan,” katanya.
Sejurus kemudian, pembacaan tahlil dipimpin oleh H Hakim Jayli yang berada di atas panggung utama dan diikuti hadirin. Pantauan media ini, ratusan pengunjung yang memadati arena terlihat khusyuk mengikuti bacaan tahlil. Bahkan peserta non muslim juga terlihat larut dalam lantunan kalimat thayyibah tersebut.
Diskusi Cangkir9 yang sudah memasuki kali kedua ini menghadirkan pembicara KH Robikin Emhas dari PBNU, serta pelajar dari Banyuwangi yang tengah menjadi buah bibir, Afi Nihaya Faradisa. Kegiatan mendapatkan apresiasi dari berbagai kalangan, termasuk hadirnya perwakilan mahasiswa dari Maluku Utara dan Tenggara. (s@if)