Walisongo Kenalkan Islam tanpa Menimbulkan Gesekan

0
508
Bagikan Sekarang

Surabaya – Nilai lebih dari kiprah para penyebar Islam di Indonesia adalah mengenalkan agama tanpa menimbulkan gesekan di akar rumput. Tradisi masyarakat setempat tetap dihargai, bahkan terjadi akulturasi budaya sehingga ini pula yang memperkokoh persatuan bangsa.

“Dengan kearifan Walisongo, akhirnya mampu mengembangkan Islam dan menjadi agama mayoritas tanpa gesekan,” kata KH Djazuli Noer, Kamis (11/5) pagi. Hal ini disampaikannya ketika memberikan sambutan atas nama PWNU Jawa Timur pada seminar dan bahtsul masail kebangsaan di Masjid Agung Sunan Ampel Surabaya.

Menurut Wakil Rais PWNU Jatim tersebut, keberhasilan lain yang sudah nyata dan dirasakan dari dakwah ala Walisongo hingga saat ini adalah keberhasilan dalam menyatukan budaya lokal dengan nilai Islam. “Budaya lokal bisa menyatu dan menjadi tradisi yang bisa diterima masyarakat,” katanya. Semisal tradisi tahlilan, sekatenan, ternyata menyerap budaya setempat, sambil diisi dengan nuansa keagamaan Islam yang kental, lanjutnya.

Keberhasilan inilah yang menurut Kiai Djazuli akhirnya mampu merekatkan persatuan bangsa. “Sehingga meskipun kita sarat dengan perbedaan, namun tidak mudah diadu-domba,” jelasnya di hadapan ratusan peserta seminar yang memadati ruangan masjid.
Oleh karena itu, Kiai Djazuli mengajak semua kalangan khususnya umat Islam untuk bisa belajar dari dakwah yang dilakukan para wali di Tanah Air. “Kita harus melakukan revitalisasi terhadap apa yang telah dilakukan para wali sehingga mampu mengembangkan ajaran untuk membela kesejahteraan umat,” pintanya.

Secara khusus, kiai dari Bangkalan tersebut mengapresiasi apa yang dilakukan PW Lembaga Bahtsul Masail sehingga menyelenggarakan kegiatan ini. “Apalagi dilaksanakan di lingkungan pemakaman Sunan Ampel,” ungkapnya. Dengan kesederhanaan, lembaga bahtsul masail masih mempunyai kepedulian dengan masalah keagamaan serta kebangsaan.

Seminar kebangsaan menjadi matarangkai kegiatan bahtsul masail yang dilaksanakan lembaga ini. Narasumber yang dihadirkan adalah KH Ma’ruf Amin serta KH As’ad Said Ali. Usai seminar, kegiatan dilanjutkan dengan bahtsul masail yang mengupas sejumlah persoalan keagamaan, kebangsaan dan kenegaraan. (s@if)

Leave a reply