NU Jatim Apresiasi Kinerja Panitia Istighotsah Kubro

0
513
Bagikan Sekarang

Surabaya – Kepanitiaan Istighotsah Kubro secara resmi dibubarkan tadi siang (18/4). Dalam catatan sejumlah kiai di PWNU Jatim, kegiatan telah berjalan sukses. Berbagai catatan juga diberikan untuk perbaikan pada kegiatan di masa mendatang.

Menurut KH M Hasan Mutawakkil Alallah, awalnya PWNU Jatim cukup pesimis bahwa kegiatan yang berlangsung Ahad (9/4) di Stadion Gelora Delta Sidoarjo tersebut akan mampu terselenggara dengan meriah dan khidmat. “Masihkah NU bisa mengumpulkan warganya seperti istighotsah di Tambaksari?” tandas Ketua PWNU Jatim tersebut.

Akan tetapi karena yang memerintah adalah Rais Syuriah, maka tanpa ada keraguan sedikitpun, acara harus jalan terus. “Berbekal keyakinan tersebut dan keputusan forum syuriah bersama kiai pesantren di Lirboyo, maka terbentuklah tim kecil untuk menyiapkan rencana kegiatan istighosah kubro,” kata Kiai Mutawakkil di hadapan sejumlah kiai dan panitia.

Seperti digariskan, bahwa istighotsah steril dari urusan politik dan kepentingan duniawi serta harus digerakkan oleh kekuatan warga NU, baik aspek kemandirian dan proses lain agar sukses.

“Dan 9 April, warga NU Jawa Timur membuktikan kebersamaannya, kekuatannya dan keramahannnya dalam istighotsah kubro di Sidoarjo,” tandas pengasuh Pondok Pesantren Zainul Hasan Genggong Probolinggo ini.

“Karenanya, pada rapat ini, atas nama PWNU Jatim menghaturkan ucapan terima kasih dan penghormatan untuk semua pihak atas solidaritas, kebersamaan dan keikhlasan pengurus dan kader NU,” ungkapnya.

Saat memberikan sambutan, Rais Syuriah PWNU Jatim, KH Anwar Mansur juga mengemukakan sedari awal para kiai telah mengingatkan bahwa istighosah harus diniati munajat demi mengetuk pintu langit berharap ridhallah dan nurullah.

“Bahwa keprihatinan mata batin kiai-kiai NU melihat situasi kehidupan keagamaan dan kebangsaan ini perlu untuk meminta pertolongan kepada Allah SWT. Hal tersebut agar negeri terus selamat, selesai atas ujian-ujian dan seterusnya,” kata Pengasuh Pondok Pesantren Lirboyo tersebut.

Karenanya, bersamaan dengan Harlah NU, Kiai Anwar Mansur mengajak seluruh warga NU dan utamanya para pengurus dan segenap banom beserta lembaganya untuk bermuhasabah dan terus meneladani jejak, pikiran dan perjuangan para muassis NU.

“NU harus ajeg istikamah menggelorakan sabagai kekuatan tengah yang tidak ke kiri dan kanan, serta hal itu harus menjadi praktik keseharian warga,” ungkapnya.

Di akhir paparannya, Kiai Anwar mengemukakan mengapa NU tetap kuat dan jaya sampai hari ini. “Ini semua karena riyadhah, keikhlasan dan barakah para aulia muassis NU yang lahir batin berjuang, tegas bersikap sesuai prinsip Aswaja dan garis organisasi dan mampu menyapih dari semua arus yang merusak,” pungkasnya. (dos/s@if)

Leave a reply