Ngaji Kiai Marzuki Aktif Lagi, Tegaskan Dakwah NU di Nusantara

Bagikan Sekarang

SURABAYA — Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur KH Marzuki Mustamar, mulai mengaktifkan lagi Ngaji Rutin Ba’da Maghrib bertajuk Ngaji Ahlussunnah Waljamaah (Aswaja), Sabtu 13 Juli 2019. Ini Kajian Aswaja pertama setelah Idul Fitri yang lalu.

Dalam pesannya, Kiai Marzuki mengingatkan, kedatangan Islam di Indonesia berlangsung secara bertahap dan mempertimbangkan faktor budaya dan karakter masyarakat di Nusantara.

“Karena itu, nilai-nilai Ajaran Islam ala Ahlussunnah waljamaah yang dibawa NU lebih mudah diterima di masyarakat. Ini dilakukan untuk menghindari adanya ketegangan. Dengan mempertimbangkan faktor budaya dan karakter masyarakat, nyata Islam bisa menyebar di Indonesia,” tutur Kiai Marzuki Mustamar.

Diingatkan, beribadah dengan kondisi masyarakat yang damai dan tenang, lebih diutamakan. Karena itu, pentingnya menjaga NKRI bagi kaum santri, sehingga dalam melaksanakan ibadah bisa lebih khusyuk dan tenang.

Pada bagian lain, Kiai Marzuki mengingatkan segenap umat Islam untuk senantiasa berbakti kepada orang tua dengan mendoakan keduanya baik saat hidup di dunia maupun ketika sudah dipanggil oleh Allah SWT. Ia mengingatkan juga bahwa doalah yang senantiasa diharapkan oleh orang tua kita.

“Yang bisa diberikan kepada orang tua apalagi sudah meninggal dunia adalah doa dari anak yang shaleh. Mari doakan minimal bada shalat maktubah karena itu merupakan waktu mustajabah untuk berdoa,” ajaknya.

Selama ini, ada yang meragukan soal praktik yang dilakukan NU sebagai bagian tradisi masyarakat di Nusantara. Memang, ada sebagian paham yang tidak meyakini jika doa kepada mayit akan sampai dan bermanfaat.

Doa kepada orang yang meninggal dunia diterima oleh Allah SWT karena hal tersebut telah tertulis dalam Al-Qur’an Surat Ibrahim ayat 41 yang artinya, “Ya Tuhanku beri ampunlah aku dan kedua ibu bapaku dan seluruh orang Mukmin, pada hari terjadinya hisab.” (Red)

Leave a reply