Khofifah: Tugas Penting Saat Ini, Tingkatkan Cinta Tanah Air

0
488
Bagikan Sekarang

Gresik – Untuk dapat bersaing di dunia yang penuh kompetisi, keahlian dan nilai tertinggi saat di bangku pendidikan formal sangatlah penting. Akan tetapi yang juga harus ditekankan adalah meningkatkan rasa nasionalisme yakni cinta tanah air.

Peringatan ini disampaikan Ketua PP Muslimat NU, Hj Khofifah Indar Parawansa saat menghadiri acara di Yayasan Pendidikan Ma’arif NU Hidayatus Salam, Lowayu, Dukun, Gresik, Kamis (6/7) seperti dilansir situs merdeka.

“Kemarin, ketika hari Senin (3/7) masuk kantor hari pertama, saya ke Rumah Sakit Polri Keramat Jati,” katanya di hadapan hadirin. Perempuan yang juga Menteri Sosial RI ini menemui dua anggota polisi yang tanggal 30 (Juni) lalu tiba-tiba diserang seseorang yang membawa sangkur sambil berteriak: kamu thoghut, kamu kafir kenapa salat di masjid, lanjutnya.

Dua anggota Polri itu masih dalam keadaan duduk berzikir. Bahkan menegadahkan tangan berdoa. “Kebayang nggak? Lah wong iniloh shalat di masjid disebut kafir, disebut thoghut. Lah yang tidak shalat bagaimana?,” kata Khofifah dengan nada bertanya.

Menurutnya, pekerjaan rumah atau PR saat ini bukan hanya melahirkan profesional di bidang ekonomi, Iptek, pertambangan dan sejenisnya. Tapi bagaimana menanamkan nasionalisme dan cinta tanah air kepada generasi muda.

“Nah, kalau kita masuk pada fungsi pendidikan kita. Menyiapkan anak-anak dengan IP yang tinggi, itu wajib menurut saya. Karena memang daya saing dan kompetisi yang harus kita lakukan,” tegasnya.

Namun, menurut Khofifah, bangsa Indonesia masih lebih membutuhkan peran para kiai NU. “Bagaimana posisi tafakkuh fiddin ini kita mendapatkan guru yang benar. Kalau kita bergurunya ke gadget, orang bikin bom ituloh belajarnya cuma dari handphone, internet, dari laptop,” ucapnya.

Tak hanya mendapat ilmu membuat bom. “Dari internet, orang bisa mengetahui berbagai jejaring dan membaca orang yang mengajak untuk membunuh, anti kepada Negara,” jelasnya. Dan untuk Indonesia, tidak sedikit yang mengajak orang yang anti-Pancasila. Itu mereka bisa membaca di mana saja, terangnya.

“Maka hari ini PR kita. Pimpinan NU, Ma’arif, maupun Muslimat, tidak cukup dengan hanya menyiapkan IP yang tinggi di sekolah,” sergahnya. Tapi yang juga sangat mendesak adalah membekali anak-anak dengan hubbul wathan minal iman, bahwa cinta tanah air adalah bagian dari manifestasi keimanan, terangnya.

Ada problem yang saat ini tengah terjadi. Ketika suasana aman dan tenang mulai ada yang mengganggu. Siapa sebetulnya yang harus bertanggung jawab untuk membangun kedamaian, ketengan, dan kenyamanan kita semua?

“Ada TNI, Polri, juga Banser. Tapi harus kita bangun semua. Panjenengan (Anda) para ibu Muslimat, harus punya kemampuan mendeteksi: anak saya kalau pegang handphone ini berkomunikasi dengan siapa? Kalau keluar, dia rapat dengan siapa? Persoalan persoalan ini dulu sederhana. Tapi sekarang harus diwaspadai,” tutup Khofifah. (s@if)

Leave a reply