Ku Ingin Tidak Berkeinginan

0
552
Bagikan Sekarang

Oleh: M Anwar Muhammad

Ternyata yang membuat kita tidak tenang adalah adanya keinginan yang tidak tercapai. Beruntunglah orang yang tidak punya keinginan.
Saat teman-teman saya beli pulsa dan terkadang setiap bulan 2 hingga 4 kali bahkan ada yang sering ngutang karena ingin hapenya selalu aktif dan terhubung ke internet untuk bisa FBan, WA, BBM dan lain-lain.

Nyatanya, tetangga yang rumahnya pas di sebelah barat saya tak pernah kepikiran untuk beli pulsa karena tidak punya hape dan usianya sudah melebihi 100 tahun. Dia hidup tenang dan istiqamah tak pernah telat shalat berjamaah, yang ia inginkan nampaknya hanya kehidupannya setelah di dunia ini bahagia. Bukan kehidupan dunia yang serba ‘wah’. Alhamdulillah.

Saat teman-teman saya kebingungan jika tak punya rokok, ke sana ke mari mencari orang baik yang mau memberinya rokok. Ngutang adalah satu-satunya alternatif untuk menghasilkan sarana pelampiasan nafsunya itu saat tak menemukan orang yang sedang baik hati. Ternyata saya termasuk orang yang tidak pernah kepikiran untuk beli bahkan menghisap asap rokok.
Alhamdulillah.

Saat anak muda berlomba-lomba pamer hape android yang mewah, ada yang saking pinginnya punya sehingga ada beberapa konter atau jasa keuangan yang menawarkan kredit, 6 hingga 12 bulan cicilan. Ada, bahkan tidak sedikit, yang sudah punya satu hape kemudian ingin yang baru dan yang baru, seminggu ganti dua kali.
Ternyata ada beberapa orang yang sama sekali tidak tertarik dengan hal itu, tak pernah terlintas dalam hatinya untuk memegang apalagi membeli hape karena tidak bisa mengoprasikannya, alias gaptek dan usia lanjut, jadul. Alhamdulillah.

Di saat remaja usia puber mengejar wanita, baik untuk sekedar dijadikan pacar atau untuk dinikahi. Ternyata ada beberapa orang yang sama sekali tidak bergairah melihat wanita entah karena “senjata”nya yang tak lagi bisa bangkit atau karena faktor lain. Naudzu billah.

Karena itu, al-Ghazali dalam kitabnya Ihya Ulum ad-Din menceritakan salah satu ulama zahidin ketika ditanya,
“Madza turid, ya Syaikh?” Apa yang Anda inginkan, wahai Syaikh?

Dia menjawab, “urid an la urid…” Aku ingin tidak berkeinginan.

Karena memang keinginan itulah yang membuat kita gila, gila keinginan.

Semoga keinginan kita adalah hal-hal positif yang membahagiakan kita di dunia dan akhirat…
Amin.

Leave a reply