Ziarahi Makam Kiai As’ad, Kiai Ma’ruf Amin Disambut Haru

Bagikan Sekarang

SITUBONDO — Mustasyar PBNU KH Ma’ruf Amin bersilaturahim ke Pondok Pesantren Salafiyah Syafi’iyah Sukorejo, Situbondo, Selasa 30 Oktober 2018. Ia datang ketika menjelang para santri mendirikan Shalat Dhuhur.

Tak membuang waktu, saat tiba di pesantren yang didirikan tahun 1905 tersebut, Kiai Ma’ruf berziarah kepada pendirinya, yaitu KH Syamsul Arifin dan putranya, KHR As’ad Syamsul Arifin yang letaknya di samping masjid.

Selepas berzairah, Kiai Ma’ruf langsung menuju ke kediaman pengasuh saat ini, yaitu KHR Ach. Azaim Ibrahimy, kiai yang memiliki sekitar 15 ribu orang santri. Saat bertemu, Ra Azaim langsung mengalungkan sebuah sorban kepada Kiai Ma’ruf seraya mencium tangannya.

Selepas shalat Dhuhur di kediaman Ra Azaim, Kiai Ma’ruf bertemu belasan kiai di salah satu ruangan secara tertutup. Sekitar 1,5 jam pertemuan tersebut berlangasung.

Selama beberapa hari ini, Kiai Ma’ruf bersilaturahim dengan para kiai dan santri di sejumlah tempat di Jawa Timur. Setelah mengikuti peringatan Hari Santri di Gelora Delta Sidoarjo, ia berangkat ke Kota Malang, ke Pesantren Sabilur Rosyad. Di situ ia menyempatkan diri membuka kitab kuning dengan para santri. Ia menjelaskan kitab Al-Muqtathafat li Ahlil Bidayat.

Pada Senin pagi, ia bersilaturahim ke Pesantren An-Nur Kabupaten Malang, bertemu ribuan santri. Kiai Ma’ruf memberi semangat kepada mereka, bahwa santri bisa menjadi apa saja asal terus mengasah diri dan membaca ayat tertulis juga ayat tidak tertulis. DI hari yang sama, ia bertemu dengan para kiai muda atau gus dari 13 kota dan kabupaten Jawa Timur, khususnya gus se-Malang Raya.

Malam harinya, Kiai Ma’ruf bersilaturahim ke Pesantren Bustanul Ulum Jember. Lalu ke Pesantren Manbaul Ulul Bondowoso, keesokan harinya.

Perjalanan selanjutnya, Kiai Ma’ruf ke Pondok Pesantren Salafiyah Syafi’iyah Sukorejo, langsung ke Banyuwangi. Pada malam harinya bertemu dengan sejumlah kiai dan santri di Pesantren Blokagung. Di Banyuwangi, ia berziarah ke makam Kiai Soleh Lateng, salah seorang pendiri NU. (Red)

Leave a reply