Terbentuk, Asosiasi Penulis dan Peneliti Islam Nusantara

0
767
Bagikan Sekarang

Surabaya — Masih kurang gencarnya penyebaran Islam Nusantara ke berbagai pihak berakibat banyak kesalahpahaman dan keresahan di masyarakat. Tak heran, jika beberapa tokoh di Indonesia melontarkan wacana yang intinya adalah menolak.

Karenanya, Pimpinan Wilayah (PW) Lembaga Ta’lif wan Nasyr Nahdlatul Ulama (LTN NU) Jawa Timur meluncurkan Asosiasi Penulis dan Peneliti Islam Nusantara atau Aspirasi. Perkumpulan tersebut dikukuhkan Sabtu (14/7) lalu.
“Peluncuran Aspirasi dilakukan bersamaan dengan acara halal bi halal dan Kongres Asosiasi Penerbit NU atau Asbitnu,” kata Achmad Najib AR, Senin (16/7). Kegiatan tersebut atas prakarsa PW LTN NU Jatim yang menghadirkan sejumlah narasumber, lanjutnya.

Menurut Ketua PW LTN NU Jatim tersebut, yang hadir saat kongres adalah H Imam Azis selaku Ketua PBNU, Rosidayati Rozalina yang juga Ketua Umum IKAPI, dan KH Soleh Hayat dari Pengurus Wilayah NU Jatim.

“Juga turut memberikan dukungan yakni KH Sahid selaku Pembina PW LTN NU, KH Ma’ruf Asrori yang juga Ketua PP LTN PBNU dan undangan yang berjumlah kurang lebih 150 orang,” kata Gus Najib, sapaan akrabnya.

Gus Najib menjelaskan, keberadaan asosiasi ini sebagai tindaklanjut hasil pelatihan metodologi penelitian Islam Nusantara yang diselenggarakan beberapa waktu berselang. di Pesantren Kota Alif Lam Mim Kota Surabaya.

“Kami juga mengucapkan selamat kepada Harisudin yang menjadi ketua umum asosiasi ini,” kata alumnus pascasarjana Universitas Islam Negeri Sunan Ampel tersebut. Dan dirinya berharap, asosiasi yang lahir di Jatim ini bisa menginspirasi Indonesia dan dunia, lanjutnya.

Sementara itu, Kiai MN Harisudin yang didaulat sebagai Ketua Umum Aspirasi sangat bersyukur atas peluncuran ini. “Pertama, saya mewakili Aspirasi sangat bersyukur dan berterima kasih atas peluncuran lembaga ini,” katanya.

Wakil Ketua PW LTN NU Jatim ini menyebut bahwa di beberapa daerah muncul permintaan untuk menjadi anggota dan pengurus Aspirasi. “Setelah saya sosialisasi asosiasi ini, ternyata banyak yang respon dan malah ingin terlibat,” kata kandidat guru besar IAIN Jember tersebut.

Kiai Harusuddin memandang, banyaknya tanggapan dari sejumlah kalangan tersebut sebagai tantangan yang harus segera dijawab. “Ke depan, kita akan banyak melakukan sosialisasi Islam Nusantara melalui pengurus asosiasi ini,” kata dosen pascasarjana IAIN Jember tersebut.

Pengasuh Pondok Pesantren Darul Hikam Mangli Jember ini mengemukakan ada sejumlah garapan yang segera dilakukan. “Selain telah terbitnya puluhan buku tentang Islam Nusantara, dukungan para tokoh menjadi penting,” kata Katib Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama Jember tersebut. Dirinya kemudian menyebut sejumlah nama seperti pembina asosiasi yaitu Prof Maksum selaku Wakil Ketua Umum PBNU, KH Afifudin Muhajir MA selaku Katib Syuriyah PBNU masa khidmat 2010-2015, KH Ahmad Imam Mawardi yang juga dosen pascasarjana UIN Sunan Ampel Surabaya. Bahkan Masdar Hilmi selaku Rektor UIN Sunan Ampel Surabaya juga memberikan dukungan, lanjutnya.

Menurutnya, gagasan untuk membentuk asosiasi ini sangat tepat, sebagai sarana untuk semakin mengenalkan Islam Nusantara kepada masyarakat. “Yakni sebuah bentuk keislaman yang tidak mengesampingkan jati diri keindonesiaan sebagai pengejawentahan Islam yang rahmatan lil alamin,” pungkasnya. (Sohibul Ulum/s@if)

Leave a reply