Sarjana Pesantren Adalah Sosok Andalan di Masa Mendatang

0
528
Bagikan Sekarang

Kediri — Kelebihan mereka yang kuliah di kampus pesantren adalah mampu memadukan antara budaya akademik yang kritis dengan kesederhanaan dan hal yang sudah melekat di dunia pondok. Kalau hal ini terus pertahankan, maka bukan sesuatu yang mustahil bila para alumninya kelak akan menjadi aset berharga bagi perjalanan bangsa.

“Para sarjana dari kampus pesantren akan memiliki kelebihan dari mereka yang tidak pernah berhubungan dengan budaya pondok,” kata Ahmad Subakir, Senin (4/9). Hal tersebut disampaikannya saat menjadi narasumber pada kuliah umum yang diselenggarakan Sekolah Tinggi Agama Islam Badrus Sholeh atau STAI-BA Purwoasri, Kediri, Jawa Timur.

Menurut mantan Ketua Sekolah Tinggi Agama Islam atau STAIN Kediri ini, mau berkiprah seperti apapun, sarjana dari kampus pesantren memiliki keunggulan. “Baik nantinya mereka akan menjadi ulama, umara atau pejabat negara, aghniya atau orang kaya hingga fuqara sekalipun, tentu akan terlihat perbedaannya,” terang Ahmad Subakir.

Pada kegiatan yang mengambil tema pengembangan sumber daya manusia kampus berbasis etika pesantren dan budaya akademis tersebut, terdapat perbedaan yang cukup jelas. “Yang menonjol adalah para mahasiswa di pesantren mampu memadukan antara budaya akademik yang kritis dengan pesantren,” jelasnya.

Kemampuan dalam mensinergikan dua hal inilah yang akan menjadikan alumnus kampus pesantren memiliki nilai lebih. “Kalau antara budaya kampus dan pesantren bisa dipadukan, akan lahir sosok yang dapat diandalkan di masa mendatang,” katanya di hadapan peserta Orientasi Pengenalan Campus atau Opec STAI-BA tersebut.

Di penghujung penjelasannya, Ahmad Subakir mengemukakan bahwa kondisi negeri ini sudah sedemikian parah. Bukan lantaran kekurangan ilmuan dan orang pintar, melainkan yang tidak dimiliki adalah sarjana yang memiliki karakter layaknya santri. “Kalau sarjana pesantren dapat memadukan budaya akademik secara baik, maka akan menjadi obat dalam menjawab tantangan di masa mendatang,” pungkasnya. (s@if)

Leave a reply