NU Jawa Timur Berduka, KH Mashudi Muchtar Menghadap ke Rahmatullah
SURABAYA — Innalillahi wa inna ilaihi rajiun. Segenap warga NU dan jajaran PWNU Jawa Timur berduka. KH Masyhudi Muchtar, Pengasuh Pesantren Darul Hikam, Keboansikep Gedangan Sidoarjo, menghadap ke Rahmatullah.
Sekretaris PWNU Jawa Timur 2008-2012 ini, mengembuskan nafas terakhir pada Rabu, 17 Juni 2020 bertepatan 25 Syawal 1441 H.
“Almarhum adalah sosok pejuang NU yang merintis aktivitas dari bawah. Pengabdiannya jelas untuk NU menjadi teladan bagi generasi sesudahnya,” tutur Sudarsono, teman akrabnya, yang pernah aktif dalam Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU).
Sebelum menjadi Sekretaris PWNU Jawa Timur 2008-2012, KH Masyhudi Muchtar adalah Ketua PW IPNU 1982-1988. Terakhir di PWNU Jatim duduk sebagai Wakil Rais Syuriah PWNU Jatim semasa kepemimpinan Ketua PWNU Jatim KH Hasan Mutawakkil Alallah.
Berikutnya, ketika kepemimpinan KH Marzuki Mustamar, KH Masyhudi Muchtar duduk sebgai A’wan PWNU Jawa Timur.
Pesan Indah KH Masyhudi Muchtar.
Sebagai Pengasuh Pesantren Darul Hikam, Gedangan Sidoarjo. Pesantren, ada pesan indah yang sempat disampaikan kepada santri dan umat Islam secara umum. Tentang kita agar “Pandai Menghargai Nikmat”.
“Ingin sukses berterima kasihlah kepada siapa saja yg berjasa terhadap kita, lewat ucapan lebih-lebih doa-doa untuk kebaikannya. Cuma sayang, sedikit yang mau mempraktekkannya.” KH Masyhudi Muchtar, Pengasuh Pesantren Darul Hikam, Gedangan Sidoarjo.
Setiap waktu kita menghadapi masalah. Setiap waktu itu pula, sebagai orang beriman, harus tetap optimistis karena Allah Swt ada di pihak orang beriman. Dan bukankah Allah berfirman: pada setiap kesulitan ada kemudahan, pada setiap kegelapan pasti ada terang.
Menurut KH Masyhudi Muchtar, Syukur kepada Allah dan berterima kasih kepada sesama adalah kunci bahagia dunia akhirat. Cuma sayang yang melakukannya tidak banyak.
وَقَليلٌ مِن عِبَادِيَ الشَّكُور
Dan sedikit sekali dari hamba-hamba-Ku yang berterima kasih. Q.S. Saba’ : 13
Ingin sukses berterima kasihlah kepada siapa saja yg berjasa terhadap kita, lewat ucapan lebih-lebih doa-doa untuk kebaikannya.
Cuma sayang, sedikit yang mau mempraktekkannya.
Jangan-jangan kesulitan hidup kita tetap betah menemani, penyebab utamanya, karena tidak pandai berterimakasih kepada Allah dan sesama.
Padahal jaminan bersyukur pasti ditambah keberkahan dan sukses dunia akhirat.
وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ ۖ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ
Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih”. (Ibrahim : 7)
Senyum orang lain karna kebaikan kita berbuah senyum Allah untuk kita.
مَن لَم يَشْكُرِ النَّاس لَم يَشْكُرِ اللّه
Siapa yg tidak berterikasih kepada sesama berarti tidak bisa disebut bersyukur kepada Allah SWT. (HR. Bukhori dan Ahmad)
مَنْ صَنَعَ إِلَيْكُمْ مَعْرُوفًا فَكَافِئُوهُ ، فَإِنْ لَمْ تَجِدُوا مَا تُكَافِئُونَهُ فَادْعُوا لَهُ حَتَّى تَرَوْا أَنَّكُمْ قَدْ كَافَأْتُمُوهُ) . رواه أبو داود (1672)
Siapa yang telah berbuat kebaikan kepadamu maka balaslah kebaikannya yang setimpal, jika tidak ada yang bisa dipakai membalas kebaikannya maka do’akan untuk kebaikannya sehingga kamu tergolong telah membalas kebaikannya. (HR Abu Dawud 1672)
Setelah malam pasti ada dluha, tapi harus waspada bahwa tidak selamanya siang terang (enak) juga ada malam (gelap alias ada masalah) agar tidak putus asa dan lupa diri.
وَالضُّحَىٰ
Demi waktu matahari sepenggalahan naik, Q.S. Adldluha 1
Dluha : lambang harapan setelah gelap malam (problem hidup) pasti ada harapan terang.
وَاللَّيْلِ إِذَا سَجَىٰ
dan demi malam apabila telah sunyi (gelap), QS Adl-dluha 2
Allail : malam ; lambang bahwa tidak selamanya jalan hidup itu terang (dluha), bisa jadi ada masalah dan kegagalan.
Namun ingat bahwa kita punya Allah yang selalu menyayangi hambaNya :
مَا وَدَّعَكَ رَبُّكَ وَمَا قَلَىٰ
Tuhanmu tiada meninggalkan kamu dan tiada (pula) benci kepadamu. QS Adl-dluha 3
Asal bersyukur dan pandai berterimakasih kepada sesama, tidak mungkin Allah meninggalkn kita dan membiarkan menyelesaikan masalah kita sendiri. (Red)