
Jombang – Sudah saatnya santri menghasilkan karya berupa film. Keberadaan film menjadi sangat efektif dalam menangkal gerakan radikal yang semakin marak.
Harapan tersebut mengemuka pada pembukaan Kelas Film Ramadhan (KFR) yang digelar Lembaga Seni Budaya Muslimin Indonesia (Lesbumi), LP Ma’arif Nahdlatul Ulama (NU) Jombang serta bekerjasama Sukarmadju.
Kegiatan diikuti 50 peserta pelajar SMP dan SMA sederajat dan berlangsung hingga 11 Juni mendatang di MI Nidhomiyah Jombang.
“Kegiatan ini adalah hal yang baru bagi santri dan pelajar, apalagi dilakukan di bulan puasa. Daripada waktunya kosong dan tidak bermanfaat, lebih baik mengikuti kegiatan ini. Bisa dapat ilmu untuk mengembangkan diri di dunia film,” kata Nyai Hj Mundjidah Wahab saat memberikan sambutan di ruang pertemuan RM Henny, Senin (5/6).
Putri KH Abdul Wahab Hasbullah ini berharap, setelah para peserta mengikuti kegiatan bisa membuat karya film yang berbasis santri. “Jadi, setelah ini harapan saya peserta bisa membuat film yang berkaitan dengan santri. Apalagi Jombang merupakan kota santri. Itu akan menjadi karya yang baik, apalagi hasilnya bisa bagus,” tandas perempuan yang juga Wakil Bupati dan Ketua PC Muslimat NU Jombang tersebut.
Wakil Sekretaris PCNU Jombang, Didin Akhmad Solahudin menyatakan bahwa melalui kegiatan tersebut generasi Muslim di Jombang perlu bersatu untuk saling membentengi diri dari ancaman radikalisme.
“Jadi, sekarang ini kita memang sudah serba teknologi. Untuk itu, kita juga harus berkarya melalui film ini. Tidak hanya media sosial (medsos) yang mengancam persatuan anak bangsa, apalagi radikalisme. Tapi, kita juga harus memanfaatkan medsos melalui karya film kita sebagai perekat persatuan,” katanya.
Sementara, Ketua Sukarmadju, Abdul Maliki menjelaskan bahwa pihaknya sudah menyiapkan berbagai materi untuk pembinaan peserta. Apalagi panitia sudah berpengalaman melaksanakan kegiatan, karena bukan pertama kalinya. Namun, sudah kelima kalinya dengan kegiatan yang sama.
“Selama dalam KFR ini, peserta akan kita berikan materi tentang penyutradaraan, penulisan scenario, dan sinematografi. Pada dua hari terakhir, mereka akan diminta untuk langsung praktek memproduksi film. Kemudian, sebelum penutupan acara, karya dfilm peserta akan kita tonton dan bedah bersama-sama,” kata Maliki. (NUo/s@if)