Kunjungi PBNU, 8 Delegasi Taliban Akui Dakwah Islam Nusantara

Bagikan Sekarang

JAKARTA — Perdamaian dunia terus digalang Nahdlatul Ulama. Tampilnya tokoh-tokoh NU di pentas dunia, semakin memperkuat model dakwah Dakwah Islam Nusantara yang diperjuangkan NU.

Bahkan, jalan perdamaian dan langkah diplomasi NU, terus mendapatkan sambutan dan apresiasi yang luas di tingkat dunia. Bahkan, hal itu menjadi referensi atas berbagai kemelut konflik yang melanda di berbagai negeri.

Mulai daratan Eropa semacam Inggris, Jerman, Prancis, Belanda, Belgia; Amerika; Australia, bahkan Timur Tengah, secara terang-terangan menyatakan membutuhkan NU dan pendekatan Islam Nusantara dalam mengatasi ancaman konflik sosial yang muncul karena Islamphobia.

Dalam rangkaian kunjungan ke Indonesia, delegasi Taliban hadir ke kantor Pengurus Besar Nahdaltul Ulama (PBNU) Jakarta, untuk menuju penyelesaian konflik berdarah-darah di Afganistan, Selasa 30 Juli. 2019 Delapan orang perwakilan Taliban diterima langsung KH Said Aqil Siroj, Ketua Umum PBNU dan jajaran pengurus lainnya, seperti Robikin Emhas.

Bagi NU, kehadiran tokoh Afghanistan ini, sebelumnya pada 2014 pernah terjadi. Para ulama Afghanistan telah secara kompak menghimpun diri dalam NUA (Nahdlatul Ulama Afganistan) sebagai titik awal upaya-upaya perdamaian yang semakin intensif dilakukan belakangan ini.

Seolah baru tersadar, NU dan Islam Nusantara itu memang anugerah bagi bangsa dan dunia dalam era pertemuan berbagai peradaban dunia hari-hari ini.

JK dan Taliban

Sementara itu, dalam rangkaian kunjungan ke Indonesia, mereka berkunjung ke Wapres Jusuf Kalla.

Indonesia serius ingin berperan dalam terwujudnya perdamaian di bumi Afghanistan yang sudah lama dilanda konflik saudara. Pada Sabtu 27 Juli malam, Wakil Presiden Jusuf Kalla menerima kunjungan salah seorang pendiri dan Wakil Pemimpin Taliban Mullah Abdul Ghani Baradar.

Dalam pertemuan digelar dalam suasana santai di kediaman Wapres Jl. Diponegoro Jakarta. Baradar beserta rombongan tiba di kediaman Wapres pukul.17.45 WIB.

Di sela pembicaraan, Wapres JK dan Baradar menyempatkan salat Maghrib berjamaah di Masjid Sunda Kelapa yang berjarak hanya beberapa meter dari kediaman JK.

Usai salat, JK mengajaknya santap malam bersama sambil melanjutkan pembicaraan. Turut hadir dalam pertemuan itu Menteri Luar Negeri Retno Marsudi.

JK mengatakan Indonesia selalu menjaga komunikasi dengan semua pihak yang terlibat proses perdamaian di Afghanistan termasuk dengan Pemerintah Afghanistan dan Taliban. Komunikasi ini sangat penting untuk menjaga kepercayaan semua pihak sehingga proses perdamaian dapat terus maju.

Sekitar pukul 21.00 WIB, Baradar beserta rombongan meninggalkan kediaman JK.
Dari Qatar

Delegasi Taliban berangkat ke Jakarta untuk mengikuti pertemuan ulama internasional. Taliban bermaksud membahas perdamaian dengan Afghanistan. Delegasi yang beranggotakan 8 orang itu dipimpin wakil komandan Taliban, Mullah Abdul Ghani Baradar. Mereka terbang dari Qatar pada Jumat 26 Juli lalu.

Pemerintah Indonesia dan cendekiawan Islam dari negara Asia Tenggara ini terus menawarkan dukungan untuk proses perdamaian Afghanistan. Menurut juru bicara Taliban Zabihulllah Mujahed, Baradar memimpin delegasi beranggotakan delapan orang itu.

“Selama perjalanan ini, pembicaraan akan berkisar pada hubungan politik yang baik antara kedua negara, perdamaian dan pentingnya kerja sama masa depan dengan Afghanistan,” kata juru bicara Taliban Zabihulllah Mujahed seperti dilansir Anadolu Agency, Minggu 28 Juli 2019.

Jakarta direncanakan menjadi tuan rumah konferensi Ulama dan para cendekiawan Muslim dari Afghanistan, Pakistan, dan Indonesia. Dirjen Kementerian Luar Negeri RI untuk untuk Asia, Pasifik, dan Afrika, Desra Percaya, telah mengunjungi Kabul, Afghanistan pada awal Juli 2019.

Dewan Keamanan Nasional Afghanistan mengatakan kedatangan Desra saat itu membahas kemitraan Indonesia dalam proses perdamaian. Menlu RI Retno Marsudi juga bertemu dengan Baradar di Doha, Qatar pada Mei lalu.

Di tengah upaya untuk mempercepat proses perdamaian yang baru lahir, perang yang berkecamuk terus merenggut nyawa lebih banyak di negara yang dilanda perang dengan pihak-pihak yang bertikai tampaknya berusaha untuk menang. (Red)

Leave a reply