Jalan Kaki Madiun-Banyuwangi, Aksi Kader Ansor Madiun Ingatkan Sejarah
MADIUN — Dalam rangka memperingati 3 peristiwa penting, mulai dari Hari Santri, Sumpah Pemuda hingga menyongsong Hari Pahlawan 10 November 2020, salah seorang anggota dari Gerakan Pemuda Ansor kota Madiun akan melakukan aksi jalan kaki atau napak tilas dari Kota Madiun menuju Banyuwangi dengan menempuh jarak kurang lebih 400 KM.
Adalah Eko Hadi Susilo yang mengaku tak ada motivasi apapun selain ingin menunjukkan spirit generasi muda yang tak pernah padam. Sekaligus berziarah ke sejumlah tempat untuk niat tabarrukan atau mengalap berkah.
Selain itu ia ingin kembali mengajak generasi muda mengingat peran dan jasa para pendahulu bangsa termasuk para alim ulama dalam menerbarkan semangat perjuangan bagi agama bangsa dan negara
“Motivasi saya pokoknya agar jadi cermin bagi generasi anak muda, iki lo semangate cah enom (ini lo semangatnya anak muda). Dan ini perjuangan para guru dan pendahulu kita jangan sampai dilupakan,” kata Eko, Sabtu 7 November 2020.
Ketua Pimpinan Cabang, PC. Gerakan Pemuda Anshor Kota Madiun Aris Harianto Al Hafidz mengaku memberikan support penuh atas niat dan tujuan napak tilas anggotanya tersebut. Karena hal ini dapat menggugah kembali semangat nasionalisme kaum muda di era Globalisasi yang makin kehilangan maknanya. Momentum tersebut menurutnya kembali mengajak para generasi muda untuk mengingat bahwa pergerakan melawan penjajah sejak dahulu dimulai dari kebangkitan para pemuda.
“Yang jelas maknanya bagi kita untuk membangkitkan nilai- nilai nasionalisme. Sejarah-sejarah kepahlawanan kita itu banyak yang ditinggalkan dan digerus globalisasi. Dan Pemuda sekarang harus tau dan lebih semangat dalam mengisi kemerdekaan,” ujarnya.
Sementara itu sejarawan dan intelektual muda Nahdlatul Ulama Rijal Mummaziq Zionis menyatakan bahwa kajian sejarah adalah hal yang seyogyanya tak terpisahan dalam sejarah perjalanan peradaban manusia. Bahkan ia menyebut bangsa-bangsa yang besar tak pernah meninggalkan aspek kesejarahan dalam meraih kemajuan mereka.
“Maka Mengonsep pembelajaran sejarah sejak dini diperlukan agar sejarah bisa diketahui generasi sekarang dan generasi akan datang,” terang Rijal.
Rektor Institut Agama Islam Al-Falah As-Sunniyyah (INAIFAS) Jember tersebut mengapresiasi kegiatan napak tilas yang memiliki tujuan mengenalkan kepada khalayak bahwa ada kontribusi besar dari kaum santri dan para kyai dalam perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia yang tak semuanya terekam dalam buku sejarah.
“Napak tilas dan sejenisnya itu memang perlu untuk mengingatkan kita semua mengenai peranan para Santri dan Kiai dalam usaha kemerdekaan,” sebutnya.
Rijal juga menganalogikan bahwa kajian sejarah ibarat menarik anak panah dari busur nya, semkain ditarik jauh ke belakang maka akan semakin melesat kencang ke depan, dimana sejarah dimasa lampau memiliki peranan besar untuk kemajuan di masa yang akan datang.
“Jadi kenapa ada napak, ada tilas, kalau di konsep Islam ada atsar atau bekas. Kalau di istilah jawa kan bekas itu yang menjadi petilasan,” sambungnya.
Kegiatan napak tilas yang dilakukan sahabat Ansor Eko Hadi Susilo akan dimulai pada 10 November 2020 bertepatan dengan momentum hari pahlawan. Pelepasan napak tilas akan dimulai dengan agenda Apel. Adapun estimasi waktu yang diperlukan untuk berjalan kaki dari Madiun menuju Banyuwangi adalah 15 hari atau dua pekan. (Red)