
Jember – Dalam waktu yang tidak lama, masyarakat Indonesia akan menghadapi tahun politik. Agar mendapatkan hasil optimal, suara warga NU atau nahdliyin yang mencapai 36 persen secara nasional harus satu.
Pandangan ini disampaikan Katib Syuriah PCNU Jember, Kiai Harisuddin saat tampil sebagai pemateri pada sarasehan pendidikan politik: Wawasan Kebangsaan Perspektif Aswaja di kantor PCNU Jember, Kamis (30/11). Acara yang dihadiri ratusan peserta tersebut juga menghadirkan H. Miftahul Ulum, anggota DPRD Jatim dan H. Ayub Junaidi, SH, selaku Wakil Ketua DPRD Jember.
Kiai Harisudin memaparkan bahwa memperjuangkan Aswaja juga harus dilakukan di gedung parlemen.”Kalau suara NU kuat, misalnya semua yang menjadi anggota NU, yaitu 36 persen, bergabung dalam satu partai, insyaallah partainya bisa nomor satu,” kata dosen Pascasarjana IAIN Jember tersebut.
Masih menurut Kiai Harisuddin, kalau partai nomor satu, pasti bisa mengusung presiden. Suara parlemen kuat sehingga regulasi dibuat untuk menguatkan perjuangan Aswaja di parlemen. “Kita potong virus radikalisme melalui regulasi di parlemen,” tukas Wakil Ketua PW LTN NU Jatim ini.
Dirinya menyayangkan suara nahdliyin yang masih kecil, sehingga belum maksimal. “Kita lihat, suara PKB yang dilahirkan NU hanya 9,2 persen dengan perolehan 47 kursi,” tegasnya. Dengan kekuatan yang ada, maka yang mendukung Aswaja hanya ini. Kalau partai lain ada politisi NU, seperti PDI, Golkar, Gerindra, PPP, Nasdem, dan lain-lain ternyata belum banyak membantu, lanjutnya.
H. Miftahul Ulum menyampaikan bahwa secara garis besar partai itu dibagi dua. Ada partai nasionalis seperti PDI-Perjuangan, Golkar, Gerindra dan Nasdem. Selain itu, ada partai agama seperti PKB, PPP, PAN, dan PKS. “Partai nasionalis memiliki agenda seperti save NKRI, ketahanan nasional dan lain-lain, namun mereka tidak peduli dengan kepentingan agama,” kata mantan Ketua PC GP Ansor Jember ini.
Menurutnya, hanya partai berbasis agama yang peduli dengan perjuangan agama di Indonesia, “Tidak mungkin, partai nasionalis memperjuangkan kepentingan agama,” tandasnya. Apalagi yang jelas berjuang Aswaja, maka hanya PKB yand dilahirkan oleh NU dan AD/ART-nya jelas menyebut Aswaja sebagai landasan partai,” pungkasnya. (Sohibul Ulum/s@if)