Kiai Ma’ruf: Fakta Sejarah, Ulama Selalu Berikan Solusi Hukum

0
472
Bagikan Sekarang

Surabaya — KH Ma’ruf Amin memaparkan sejumlah fakta bahwa ulama di Tanah Air senantiasa memberikan kepastian hukum, dalam keadaan apapun. Itulah yang dilakukan para ulama sejak dulu, sehingga umat senantiasa terpandu dalam segala aspek kehidupan dari persoalan ibadah, bermuamalah, hingga dalam masalah kebangsaan dan kenegaraan.

Penegasan ini disampaikan Rais Aam PBNU itu pada seminar kebangsaan di Masjid Agung Sunan Ampel Surabaya, Kamis (11/5). “Ketika banyak kalangan mempertanyakan status Soekarno saat itu, maka kiai NU memberikan kepastian dengan gelar waliyul amru dharuri bis syaukah,” katanya.

Dengan gelar tersebut, maka mampu memberikan jawaban sekaligus menenangkan masyarakat yang sempat ragu terhadap status kepala negara yang disandang Soekarno. “Sebab kalau status kepala negara tidak sah, maka akan berpengaruh kepada status yang lain,” katanya. Termasuk keabsahan para hakim, status pernikahan hingga anak, lanjut Ketua Umum MUI Pusat tersebut.
Oleh karena itu, ulama dalam hal ini yang diwadahi dalam NU selalu memberikan jawaban atas kondisi kekinian yang dihadapi umat. “Dalam perjalanan bangsa ini, ulama selalu memberikan solusi,” tandasnya.

Manhaj yang dipegang oleh NU dikenal moderat karena bisa mempertemukan nash atau teks kitab suci dan ijtihad. “Dalam mengambil keputusan hukum, NU tidak semata berpegang kepada teks, seperti yang ditampilkan kalangan tekstualis,” jelasnya.
Kendati menggunakan metode ijtihad, tidak serta-merta mengandalkan nalar, namun berpegang pada rel atau manhaj yang dibenarkan. “Karenanya, NU berpegang pada nash, juga ijtihad,” tandasnya.

Lewat kelebihan yang selalu dipegang secara teguh tersebut, dalam perjalanannya NU terus memberikan solusi terhadap problematika keumatan, kebangsaan dan keagamaan. “Karenanya, ulama tidak pernah kehilangan argumentasi,” terang Kiai Ma’ruf.

KH Ma’ruf Amin tampil sebagai narasumber bersama H As’ad Said Ali. Seminar tersebut sebagai matarangkai kegiatan bahtsul masail kebangsaan yang diselenggarakan oleh PWNU Jatim dan Masjid Agung sekaligus haul 568 Sunan Ampel Surabaya. (s@if)

Leave a reply