Pondok Rangkah, Pesantren Bersejarah di Surabaya Terima Bantuan Plossa-Amunizer

0
244
Bagikan Sekarang

SURABAYA — Keberadaan Pondok Pesantren Tahsinul Akhlaq Bahrul Ulum Rangkah (lebih dikenal sebagai Pondok Rangkah) Surabaya, bernilai sejarah dalam perkembangan Islam di Kota Pahlawan. Dalam kondisi pandemi Covid-19, Pesantren yang legendaris yang didirikan ayahanda KH Miftachul Akhyar (Ketua Umum MUI Pusat), KH Abdul Ghoni bin H Abubakar, mendapat perhatian serius Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim Nahdlatul Ulama (LPBINU) bersama Plossa-Amunizer.

Hal itu sebagai bentuk tanggung jawab sosial agar para santri tetap bergairah dalam belajar dan menuntut ilmu keagamaan di masa pandemi Covid-19 saat ini.

Kepedulian sosial itu disambut bagi salah seorang pengasuh Pesantren Tahsinul Akhlaq Bahrul Ulum, Gus M. Ghozi Ubaidillah As-Shodiq. Pengasuh Pondok Rangkah ini, merasa bersyukur atas perhatian dari masyarakat, khususnya LPBINU dan Enesis Grup, sebagai kepedulian pada dunia pendidikan.

Ia menjelaskan, Pondok Rangkah atau Tahsin, begitu rata-rata masyarakat umum menyebut terhadap keberadaan pondok pesantren Tahsinul Akhlaq Bahrul Ulum yang beralamat di Rangkah Buntu I No.9A, Kecamatan Tambaksari, Kota Surabaya. Pesantren tradisional dirintis KH. Abdul Ghoni bin H. Abubakar beserta putri beliau, Hj. Siti Muayyadah.

“Pesantren ini beraliran salaf dan menitikberatkan pada ilmu-ilmu fiqih dan tasawuf dasar. Meski dalam perkembangannya juga pernah menerima santri hafalan (Tahfidzul Qur’an) dan anak-anak yatim-piatu, namun usaha itu pada akhirnya tampak kurang sukses,” tuturnya.

Pendiri Ponpes tersebut, KH Abdul Ghoni juga berguru kepada Syekh Masduqi Lasem, KH Zubair Sarang, KH. Abdul Hamid Pasuruan. Di antaranya gurunya yang selalu hadir di acara rutinan Haul Syekh Abdul Qodir Al Jilany di Pondok Rangkah, adalah Habib Abdulloh bin Abdul Qodir Bilfaqih Malang.

Salah seorang putra KH Abdul Ghoni, tak lain adalah KH Miftachul Akhyar, Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat dan Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama.

Plossa-Amunizer Peduli Santri

Pada kesempatan itu, Minggus Hadinata, Brand Activity Executive (BAE) East Java PT Sari Enesis Indah, menjelaskan, pihaknya sangat peduli terhadap pelaksanaan proses pendidikan pesantren di Jawa Timur. Karena itu, selama pandemi Covid-19, sebanyak 18 pondok pesantren menjadi sasaran kepeduliannya agar para santri tetap belajar dengan baik, karena imunitas kesehatannya terjaga dengan baik.

“Kami menyadari, di masa pandemi ini peran tiap sektor sangat dibutuhkan untuk membantu memutus mata rantai penyebaran Covid-19 baik di lingkungan masyarakat maupun lingkungan pendidikan, khususnya di pesantren-pesantren, yang aktif setia harinya,” tutur Minggus Hadinata.

Ia berharap, bantuan yang diberikan dapat meningkatkan daya tahan tubuh serta membantu mencegah penyebaran Covid-19 di pesantren-pesantren di Jawa Timur yang jumlahnya terbanyak di Indonesia.

Menurutnya, bantuan plossa yang disalurkan ke pesantren ini bisa menjadi solusi mencegah penyebaran virus.

“Plossa inhaler ini memiliki fungsi yang bisa melegakan saluran pernafasan. Caranya dioleskan di kain bagian luar masker tiga kali setiap 15 menit sekali, mampu mengusir virus dan napas menjadi plong, karena memiliki kandungan menthol,” kata Minggus, seraya menambahkan, Plossa ada 3 varian, yang salah satu variannya (Plossa Hijau) mengandung eucalyptus.

Sedang Amunizer merupakan minuman herbal alami, yang di dalamnya terkandung buah aldeberry dan zinc yang berfungsi untuk menjaga daya tahan tubuh secara maksimal, agar tidak gampang sakit.

“Jadi lebih dari vitamin C biasa,” tutur Minggus, menambahkan, Plossa mini dan Amunizer sudah bisa dibeli di supermarket, apotek dan toko-toko terdekat.

Kandungan Zat Aktif Eucalyptol

Seperti diketahui, Badan Litbang Kementerian Pertanian berhasil melakukan uji lanjutan terhadap eucalyptus. Hasilnya,
zat aktif Eucalyptol dapat menjadi pilihan pengobatan yang potensial, karena berdasarkan hasil uji molekuler docking mampu mengikat Mpro pada virus SARS-CoV-2 sehingga sulit bereplikasi.

Daun eucalyptus memang sudah dikenal sejak lama memiliki banyak khasiat dalam meredakan penyakit seperti gejala batuk, pilek, hidung tersumbat dan penyakit lainya. Eucalyptus sudah banyak digunakan dalam pengobatan di Cina, India, Yunani dan eropa selama ribuan tahun sebagai produk minyak angin, aromaterapi dan balsem. Dalam produk Plossa terdapat kandungan eucalyptus. Yakni, Plossa Minyak Angin Aromaterapi Eukaliptus.

Eucalyptus adalah jenis tanaman asli benua Australia, namun saat ini tanaman eucalyptus sudah banyak tumbuh diberbagai belahan dunia, termasuk Indonesia. Hingga Saat ini ada lebih dari 400 spesies eucalyptus yang berbeda.

Tanaman ini memiliki kulit kayu yang memiliki getah, tanaman ini memiliki batang yang panjang dan daun melingkar yang daunya sulit dicerna jika dimakan secara utuh. Tanaman eucalyptys memiliki khasiat yang berasal dari minyak atsiri, minyak ini berasal dari daun eucalyptus, daun ini kemudian dikeringkan, lalu dihancurkan dan selanjutnya disuling untuk mendapatkan minyak esensial. Nah minyak inilah yang digunakan sebagai parfum, antiseptic, bahan kosmetik dan lain-lain.

Daun Eucalyptus yang diproses dengan disuling akan menghasilkan minyak yang tidak berwarna namun memiliki aroma yang kuat, minyak ini mengandung 1,8 – cineole yang biasa juga dikenal sebagai eucalyptol.

“Ya, kami berharap semua ini merupakan perhatian dan kepedulian bersama dalam memajukan aktivitas pendidikan Islam khas di bumi Nusantara,” tutur Syaiful Amin, Ketua LPBINU Jawa Timur. (*)

Leave a reply