Perketat Protokol Kesehatan, Santri PP Nurul Jadid dan Plossa Gelorakan Hidup Sehat

0
175
Bagikan Sekarang

PROBOLINGGO — Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton, Kabupaten Probolinggo, tetap menerapkan protokol kesehatan di masa pandemi Covid-19 yang menurun. Apalagi, saat ini varian baru Omicron menghantui masyarakat di masa pandemi yang belum sepenuhnya berakhir ini, protokol kesehatan makin diperketat.

Protokol kesehatan berlaku, sebagai langkahnya yang berlaku bagi semua pengurus pesantren, wali asuh dan pembina kamar serta para santri patriot panji pelopor yang terdiri dari mahasiswa Fakultas Kesehatan Universitas Nurul Jadid (Unuja) dan mahasantri Ma’had Aly

Hal ini merupakan bentuk pengamanan yang yang harus difilter dalam rangka menerima tamu. Selain juga bagi para pengurus pesantren dan santri sebelum memasuki areal pesantren untuk memastikan bahwa mereka dalam keadaan sehat.

Sebagaimana dipesankan Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jadid K.H. Abdul Hamid Wahid, sejumlah persyaratan harus dipenuhi dan beberapa protokol kesehatan pun harus dijalani mulai dari rumah, perjalanan sampai sebelum memasuki areal pesantren.

Di antara persyaratan yang harus mereka penuhi selain membawa surat keterangan sehat dari Puskesmas tempat asal, masing-masing menyiapkan vitamin dan suplemen tubuh bagi para santri.

Semangat menjaga kesehatan dan menaati protokol kesehatan, disampaikan Sekretaris Pesantren Nurul Jadid Paiton, H Faizin Syamwil. Gus Faiz, panggilan akrabnya, pun mengaku berterima kasih saat menerima bantuan dari Yayasan PT Enesis Indonesia. Berupa Plossa mini sejumlah 720 pcs, Plossa reguler 216 pcs dan Healthy Kit sebanyak 60 paket.

Yayasan PT Enesis Indonesia, belum lama ini, melakukan silaturahmi ke Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton Probolinggo. Dipimpin Minggus Hadinata, yang juga Brand Activity Executive (BAE) East Java PT Sari Enesis Indah ini bersama timnya.

Pesantren Terbaik Tangani Covid-19

Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton Kabupaten Probolinggo selama ini dikenal paling tegas dalam masalah protokol kesehatan. Bahkan, Pondok Pesantren yang pernah diasuh KH Wahid Zaini (alamghfurlah) pernah dinobatkan sebagai Pesantren Terbaik dalam Penanganan Covid-19 dari Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) pada 2021.

Ketika itu, penganugerahan diserahkan secara virtual oleh Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siroj di aula Pesantren Nurul Jadid. Dihadiri Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jadid KH Zuhri Zaini dan Kepala Pesantren Nurul Jadid KH Abdul Hamid Wahid.

Kepala Pesantren Nurul Jadid KH Abdul Hamid Wahid menyampaikan ucapan terima kasih karena Pondok Pesantren Nurul Jadid diberikan kesempatan menjadi pesantren terbaik dalam penanganan Covid-19.

“Penghargaan pesantren terbaik ini merupakan hasil kerja sama dan kerja keras pesantren yang juga didukung alumni, wali santri dan masyarakat,” katanya.

Sejauh ini, dari 22.000 pesantren NU, hanya Pesantren Nurul Jadid yang berhasil sukses menanggulangi Covid-19. Disadari, Pandemi Covid-19 merupakan ujian dari Allah SWT. Karena itu, masyarakat harus lebih meningkatkan iman dan harus semakin bertambah keimanan kepada Allah SWT.

Diingatkan, bagi orang beriman tidak boleh takut terhadap Covid-19, tidak boleh kecil hati. Kita harus mengandalkan Allah SWT dan jangan mengandalkan teknologi.

Protokol Kesehatan dan Hidup Sehat

Dalam pertemuan dengan Tim Kesehatan Ponpes Nurul Jadid, Minggus Hadinata dari Yayasan PT Sari Enesis Indonesia mengingatkan, pada musim penghujan para santri tetap harus menjaga kesehatan. Misalnya, mewaspadai munculnya virus demam berdarah secara dini,” tutur Minggus.

“Kami sangat peduli terhadap pelaksanaan proses pendidikan pesantren di Jawa Timur. Karena itu, selama pandemi Covid-19, sebanyak 23 pondok pesantren menjadi sasaran kepeduliannya agar para santri tetap belajar dengan baik, karena imunitas kesehatannya terjaga dengan baik,” tuturnya.

Ia berharap, bantuan yang diberikan dapat meningkatkan daya tahan tubuh serta membantu mencegah demam berdarah dan tetap mewaspadai penyebaran Covid-19 di pesantren-pesantren. Apalagi, di Jawa Timur yang merupakan gudangnya pesantren di Indonesia.

Ia menjelaskan tentang manfaat dari produk yang disumbangkan yang telah disalurkan ke pesantren.

“Plossa inhaler ini memiliki fungsi yang bisa melegakan saluran pernafasan. Caranya dioleskan di kain bagian luar masker tiga kali setiap 15 menit sekali, mampu mengusir virus dan napas menjadi plong, karena memiliki kandungan menthol,” kata Minggus, seraya menambahkan, Plossa ada 3 varian, yang salah satu variannya (Plossa Hijau) mengandung eucalyptus.

Sedang Amunizer merupakan minuman herbal alami, yang di dalamnya terkandung buah aldeberry dan zinc yang berfungsi untuk menjaga daya tahan tubuh secara maksimal, agar tidak gampang sakit.

“Jadi lebih dari vitamin C biasa,” tutur Minggus, menambahkan, Plossa mini dan Amunizer sudah bisa dibeli di supermarket, apotek dan toko-toko terdekat.

*Zat Aktif Eucalyptol dan Manfaatnya*

Seperti diketahui, Badan Litbang Kementerian Pertanian berhasil melakukan uji lanjutan terhadap eucalyptus. Hasilnya,
zat aktif Eucalyptol dapat menjadi pilihan pengobatan yang potensial, karena berdasarkan hasil uji molekuler docking mampu mengikat Mpro pada virus SARS-CoV-2 sehingga sulit bereplikasi.

Daun eucalyptus memang sudah dikenal sejak lama memiliki banyak khasiat dalam meredakan penyakit seperti gejala batuk, pilek, hidung tersumbat dan penyakit lainya. Eucalyptus sudah banyak digunakan dalam pengobatan di Cina, India, Yunani dan eropa selama ribuan tahun sebagai produk minyak angin, aromaterapi dan balsem. Dalam produk Plossa terdapat kandungan eucalyptus. Yakni, Plossa Minyak Angin Aromaterapi Eukaliptus.

Eucalyptus adalah jenis tanaman asli benua Australia, namun saat ini tanaman eucalyptus sudah banyak tumbuh diberbagai belahan dunia, termasuk Indonesia. Hingga Saat ini ada lebih dari 400 spesies eucalyptus yang berbeda.

Tanaman ini memiliki kulit kayu yang memiliki getah, tanaman ini memiliki batang yang panjang dan daun melingkar yang daunya sulit dicerna jika dimakan secara utuh. Tanaman eucalyptys memiliki khasiat yang berasal dari minyak atsiri, minyak ini berasal dari daun eucalyptus, daun ini kemudian dikeringkan, lalu dihancurkan dan selanjutnya disuling untuk mendapatkan minyak esensial. Nah minyak inilah yang digunakan sebagai parfum, antiseptic, bahan kosmetik dan lain-lain.

Daun Eucalyptus yang diproses dengan disuling akan menghasilkan minyak yang tidak berwarna namun memiliki aroma yang kuat, minyak ini mengandung 1,8 – cineole yang biasa juga dikenal sebagai eucalyptol. (*)

teks foto

Perwakilan tim kesehatan Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton Probolinggo saat menerima bantuan dari Yayasan PT Enesis Indonesia dipimpin Minggus Hadinata dan timnya. (Foto: Istimewa)

Leave a reply