Peringati al-Haflatul Kubro, Kiai Hasib Sampaikan Tiga Amanat

0
530
Bagikan Sekarang

Jombang – Meskipun tantangan jaman terus berubah, para santri harus tetap memiliki prinsip yang harus dijaga. Ada tiga hal yang diamanatkan KH Mohammad Hasib Wahab pada haflatul kubro Pondok Pesantren Bahrul Ulum (PPBU) Tambakberas Jombang.

Hal tersebut disampaikan Ketua Majlis Pengasuh PPBU, KH Mohammad Hasib Wahab pada upara pembukaan al-haflatul kubro hari ulang tahun madrasah ke-102, pondok pesantren ke -192 dan haul masyayikh Pondok Pesantren Bahrul Ulum Tambakberas Jombang. Kegiatan dilangsungkan di lapangan Untung Suropati, utara pesantren setempat, Rabu (8/2) pagi.

“Setidaknya ada tiga pesan yang saya sampaikan di hari penuh bersejarah ini,” kata Kiai Hasib, sapaan akrabnya.
Pertama adalah para santri dan alumni harus memperkuat persaudaraan atau ukhuwah. “Ukhuwah antar sesama Bahrul Ulum harus diperkuat,” katanya. Hal tersebut mutlak diperlukan meskipun keberadaan santri di pesantren tersebut dibedakan dengan sejumlah ribath atau asrama santri yang berbeda. “Justru perbedaan itulah yang akan mempersatukan kalian hingga yaumul kiamah,” pesannya.

Sedangkan pesan kedua, putra pahlawan nasional KH Abdul Wahab Chasbullah ini salut terhadap kreasi yang ditampilkan sebelum acara pemukaan haflatul kubro tersebut. “Saya bangga karena para santri terlihat kreatif dan inovatif,” katanya di hadapan ratusan ribu santri dan siswa yang memadati lapangan.

Menurut salah seorang Ketua PBNU ini, krasi dan inovasi adalah sesuatu yang tidak dapat dihindari. “Justru dengan kreasi tersebut, maka kalian akan tetap memberikan sumbangsih bagi perjalanan bangsa,” ungkapnya.
Apalagi inovasi dan kreasi yang ditampilkan para santri, juga memperhatikan budaya yang ada di Indonesia. “Ini membawa pesan bahwa Islam tetap bisa hidup dengan kebudayaan setempat, dan tidak boleh dipertentangkan,” tandasnya. Hal ini sebagaimana telah ditunjukkan oleh Wali Songo yang berhasil melakukan akulturasi budaya.
Bagi Kiai Hasib, kelebihan ini pula yang akhirnya dapat membedakan antara Islam ramah yang telah dikembangkan pada ulama dan kiai, dengan mereka yang beraliran Islam radikal. “Tunjukkan bahwa kita cinta perdamaian, serta anti kekerasan,” pesannya.

Sedangkan pesan ketiga, Kiai Hasib mengingatkan para santri akan hakikat bahrul ulum yakni lautan ilmu. “Kalian harus bisa seperti ikan laut yang dagingnya tidak pernah asin walaupun berada di lautan,” katanya. Hal tersebut memberikan pesan bahwa para santri boleh saja hidup di jaman yang berubah dan sarat tantangan, namun tetap kuat memegang prinsip perjuangan, pungkasnya. (s@if)

Leave a reply