Megawati: Antara Nahdliyin dan Nasionalis Harus Kompak

0
499
Bagikan Sekarang

Pasuruan — Kemesraan antara nadliyin dengan kalangan nasionalis jangan sampai kendor. Karena para pendiri bangsa telah mengajarkan hal tersebut. Meneruskan kebersamaan adalah melanjutkan tradisi pendahulu dan eksistensi Negara Kesatuan Republik Indonesia atau NKRI.

Hal imi diingatkan Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Megawati Soekarnoputri ketika berpidato pada acara Apel Akbar Hari Lahir ke-93 NU di Pandaan, Sabtu (30 April 2016) malam. Mbak Mega bahkan bercerita kedekatannya ketika menjadi wakil presiden bersama Gus Dur.

Suatu ketika, kata Megawati, dia dihubungi Gus Dur melalui telepon. “Mbak Mega, di rumah ada nasi goreng?” kata Megawati mengisahkan pembicaraannya dengan Gus Dur.

Di hadapan lebih dari 10.000 peserta apel, Megawati mengatakan bahwa pertanyaan tentang nasi goreng itu merupakan taktik Gus Dur untuk membicarakan hal penting. “Kata Mas Dur, nasi goreng di rumah saya terenak sedunia,” tutur Megawati.

Akhirnya Gus Dur pun berkunjung ke rumah Megawati. “Pokokmen Mbak, awake dewe iki ojo sampek pecroh (kita ini jangan sampai bertikai),” tutur Mega menirukan ucapan Gus Dur.
Megawati pun langsung bertanya maksud ucapan Gus Dur. Ternyata, maksud Gus Dur adalah jangan sampai kalangan nasionalis yang diwakili PDIP dan nahdliyin bertikai. Gus Dur wanti-wanti agar jangan ada gesekan antara nahdliyin dan kader PDIP.

“Ini saya hanya menyampaikan yang diucapkan Mas Dur,” tutur Megawati yang disambut tepuk tanga ribuan nahdliyin.

Selain itu, Megawati mengisahkan pengalamannya saat masih kelas 5 sekolah dasar dan tinggal di Istana Negara bersama Presiden Soekarno. Kala itu, Megawati sering melihat orang-orang berkopiah menemui Bung Karno di Istana.

Megawati pun bertanya ke Bung Karno tentang orang-orang berkopiah yang sering datang bertamu itu. “Bung Karno menjawab dengan tegas, mereka itu para kiai. Mereka-merekalah yang menjaga kedaulatan negara ini. Merekalah yang menjaga Pancasila,” katanya menirukan ucapan Bung Karno.

Karenanya, Megawati pun ingin terus menjaga hubungan baik dengan kalangan nahdliyin demi mempertahankan Pancasila. Ia melihat upaya menjaga kekompakan antara PDIP dan NU itu sudah terlihat.

Bahkan, dalam apel itu ada 2.000 peserta berseragam merah putih yang mengatasnamakan sebagai ABM atau Anak Buah Megawati. Ribuan ABM terlihat kompak bersama ribuan ABG alias Anak Buah Gus Dur.

“Marilah kita rajut visi kebangsaan untuk terwujudnya Indonesia Raya,” tuturnya.

Megawati dalam kesempatan itu juga menyampaikan apresiasinya atas langkah PBNU membuat kajian akademik tentang kelahiran Pancasila pada 1 Juni 1945.
“Semoga Allah SWT meridai perjuangan kita agar 1 Juni 1945 ditetapkan sebagai Hari Lahir Pancasila,” ujarnya.

Sebelumnya, Ketum PBNU KH Said Aqil Siroj mengatakan, organisasinya akan terus mengawal empat pilar bangsa. Yakni Pancasila, Undang Undang Dasar 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika. Menurutnya, Pancasila merupakan konsep ideal tentang negara.

Kiai Said menegaskan, pendiri NU, KH Hasyim As’yari telah mencetuskan tentang kecintaan pada Tanah Air sebagai bagian dari iman. Hal itu, katanya, berbeda dengan ulama-ulama Timur Tengah yang jago dalam hal agama, namun tidak mengakui nasionalisme.

Kiai Said pun menyebut banyak negara di Timur Tengah yang hancur karena tidak peduli pada nasionalisme. “Soal agama, kita memang berguru ke Timur Tengah. Tapi soal negara, mereka harus berguru ke kita,” katanya. (viva/saiful)

Leave a reply