
Surabaya – Mengapa para wali yang menyebarkan Islam di tanah Jawa berhasil dalam dakwahnya? Apakah model yang dilakukan sejumlah wali tersebut masih relevan dilakukan saat ini?
Sejumlah pertanyaan tersebut akan ditemukan jawabannya pada gelaran seminar yang akan diselenggarakan Mahasiswa Thoriqoh al-Mu’tabaroh an-Nahdliyah atau Matan Jawa Timur.
“Narasumber yang kami hadirkan adalah KH Dr Abdul Ghofur Maimun, KH Agus Sunyoto serta Zainul Milal Bizawie,” kata Ahmad Farih Sulaiman, Jumat (28/4). Ketua PW Matan Jawa Timur ini mengemukakan bahwa seluruh pembicara dipastikan hadir pada kegiatan tersebut, lanjutnya.
Dikatakan Farih, gaya para wali khususnya Sunan Ampel dalam menyebarkan agama Islam patut dipelajari dengan lebih mendalam. “Hal tersebut agar kita dapat mengambil pelajaran untuk diterapkan pada zaman kekinian,” katanya.
Demikian pula yang menarik dari dakwah wali sembilan adalah ketika melakukan islamisasi ternyata tidak menimbulkan benturan dengan budaya setempat. “Rahasia ini yang harus diungkap dan kemudian diaktualisasikan saat ini,” ungkapnya.
Kegiatan yang terbuka untuk umum ini akan berlangsung Ahad pagi (30/4) di Hotel Pesonna, Nyamplungan Surabaya. Acara terselenggara berkat kerjasama antara Matan Jatim dengan Sekolah Tinggi Ilmu Bahasa Arab dan Dakwah Masjid Agung Sunan Ampel atau Stibada Masa Surabaya. (s@if)