
Menyadari bahwa Korupsi menjadi ancaman serius bangsa, Lakpesdam NU mengajak kaum muda serta kalangan santri pelajar untuk menyalakan nyali melawan korupsi sejak dini dengan menggelar Lomba penulisan Puisi bertemakan “Jihad Melawan Korupsi.” Abdul Qohar, ketua panitia menuturkan, telah dijaring 187 puisi yang dikirim pemuda dan santri pelajar se kabupaten Pasuruan. Dari sejumlah itu, Puisi Terbaik I dianugerahkan pada M. Muhsin Bahri dengan judul Negeri Surga. Terbaik II diraih oleh Jumadi (Benalu Tak Pernah Malu) dan Terbaik III diberikan kepada Islachul Fuadi (Sajak dalam Doa). “Kami memberi apresiasi pada para juara dan peraih 10 puisi terbaik dengan sertifikat dan uang pembinaan,” tandasnya.
Adapun santri pelajar yang karyanya dinobatkan sebagai 10 puisi terbaik adalah:
1. Ach. Dauri Munir (Tradisi Banyak Korban)
2. Khurotul A’yun (Kejujuran)
3. Siti Liswati (Melangkah Marah)
4. Annisa Sekar Sarahita (Nusantara Galau Karena Korupsi)
5. Asmoro Al-Fahrabi (Serupa Anjing)
6. Lutfi Habibullah (Mengapa Harus Takut)
7. Indah Sholikhatin (Hama Negara)
8. Qurrotaa’yun (Hapus Noda di Balik Dasi)
9. Nadia Izziah (Arti Sebuah Kemerdekaan)
10. Muhammad Idris (Bebal)
Lomba puisi ini digelar mengiringi Bedah Buku *Jihad NU Melawan Korupsi* pada Selasa pagi, 25 April 2017 Di Aula KH Ahmad Jufri, Kantor PCNU Kab Pasuruan, Warungdowo, Pasuruan.
Diskusi menghadirkan narasumber langsung dari KPK RI yakni Ramah Handoko dari Deputi Pencegahan, Direktorat Pendidikan Pelayanan Masyarakat, Komisi Pemberantasan Korupsi Juga hadir Hifdzil Alim, SH, MH, Editor Buku Jihad NU Melawan Korupsi, PP Lakpesdam, KH Mujib Imron sebagai Ketua LP maarif NU Kab Pasuruan serta narasumber dari Kepolisian Resort Pasuruan.
Diskusi bertemakan Lawan Korupsi ini diambil dalam rangak menandai Harlah ke-94 Nahdlatul Ulama sebagai moment saling mengingatkan antar sesama anak bangsa akan Bahaya Korupsi Bagi Bangsa dan Ummat Islam di Indonesia. “NU sebagai organisasi keagamaan dan kemasyarakatan dipastikan Menolak Segala Jenis Korupsi yang hanya akan memperkaya Koruptor, memiskinkan negara dan menyengsarakan rakyat,” tegas H. Imron Mutamakkin, Ketua PCNU Kab Pasuruan saat membuka seminar.
Sesaat sebelum diskusi dimulai, digelar forum solidaritas untuk Novel Baswedan, penyidak KPK yang alami tindakan kekerasan beberapa waktu lalu. Solidaritas ditampilkan dalam sebentuk puisi berjudul ‘Baca Novel’ yang ditulis dan dibacakan sendiri oleh Gus Haidar Hafeez, Presiden Rumah Sastra PP Darul Ulum Karangpandan Pasuruan, yang juga aktivis Gerakan *Puisi Menolak Korupsi* bersama penyair nusantara lain seperti Sosiawan Leak dan lainnya. (*)