
Jombang– Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia (MPR RI) Zulkifli Hasan menilai Hadratus Syaikh KH M Hasyim Asy’ari adalah di antara tokoh terpenting yang melahirkan nasionalisme. Pemikiran dan seruannya bahkan menjadi jargon yang sangat mempengaruhi kehidupan dan pemikiran umat Islam di tanah air.
“Jargon hubbul wathan minal iman (cinta tanah air adalah sebagian dari iman), yang ditegaskan lagi dengan seruan Resolusi Jihad, menjadi pegangan umat Islam untuk mempertahankan kemerdekaan dengan pekikan takbir,” ungkap Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) ini saat menjadi keynote speaker pada seminar yang digelar Pusat Kajian Pemikiran KH M Hasyim Asy’ari di Pesantren Tebuireng Jombang, Sabtu (21/10).
Ia menyebut, Kiai Hasyim adalah orang yang secara formal menyerukan Resolusi Jihad sehingga menjadi pegangan umat Islam untuk mempertahankan kemerdekaan dengan pekikan takbir. “Tanpa jargon yang dilontarkan KH Hasyim Asy’ari tersebut, mungkin kita tidak akan pernah mendengar orasi berapi-api dari Bung Tomo dengan pekikan Allahu Akbar, yang menggelorakan semangat Arek-arek Suroboyo untuk melakukan perlawanan,” tegasnya.
Karena jargon tersebut, imbuh Zulkifli, umat Islam di seantero nusantara saat itu memiliki pemahaman yang baru, bahwa berjuang untuk memerdekakan bangsa dari penjajahan juga termasuk dalam kategori jihad dan berstatus hukum fardlu ‘ain alias wajib atas setiap muslim.
Dalam jargon itu, tampak sekali bahwa Kiai Hasyim menjadikan Islam sebagai landasan dan spirit bagi konsepsi nasionalisme. “Islam menjadi modal pergerakan yang mampu memobilisasi sangat banyak orang tanpa rasa takut. Dan, hanya ulama sekelas Mbah Hasyim-lah yang memiliki kapasitas untuk melakukan itu,” tegasnya.
Ia menuturkan, gagasan dan langkah Kiai Hasyim juga tercermin dalam langkah putranya, KH Wachid Hasyim saat menjadi anggota BPUPKI dan perumusan Pancasila. “Dengan segala dinamikanya, Pancasila akhirnya disepakati menjadi landasan falsafah bernegara kita. Siapapun tidak akan pernah bisa mengingkari bahwa keseluruhan sila Pancasila sangat selaras dengan agama. Terutama dengan agama Islam,” tuturnya.
Karena itu, dia menegaskan, tidak berlebihan jika dikatakan bahwa prinsip-prinsip dalam keseluruhan sila Pancasila sesungguhnya adalah perasan dari doktrin dasar Islam yang ditransformasikan ke dalam konsepsi dasar bernegara kita.
Terakhir, dia berharap umat Islam sebagai mayoritas di Indonesia harus menjadi pelopor kemajuan dan keutuhan NKRI. “Saya berharap, pusat kajian ini dapat mempersatukan umat Islam dan menjadi pelopor memersatukan umat Islam yang beragam,” pungkasnya. (day/s@if)