
Banyuwangi – Cara berbeda dilakukan PCNU Banyuwangi dalam menjelaskan paham kenegaraan serta keorganisasian. Lewat safari Ramadhan, mereka menjelaskan pemahaman ala NU tersebut di beberapa masjid dan mushalia di Banyuwangi.
“Keberadaan Nahdlatul Ulama tidak dapat dipisahkan dengan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), juga tidak bisa dipisahkan dengan kemerdekaan bangsa Indonesia,” kata KH Ahmad Shiddiq, Sabtu (3/6).
Dalam pandangan Gus Shiddiq, sapaan akrabnya, kalaupun ada perbedaan, maka hal tersebut adalah hal lumrah. “akan tetapi ketika perbedaan itu disikapi dengan adanya pendekatan keilmuan, secara otomatis akan timbul kebijaksanaan setiap ranah perbedaan,” ungkapnya.
Sementara itu pada kesempatan berbeda, Ketua MWC NU Kota Banyuwangi KH Akhmad Mushallin menjelaskan 5 aspek organisasi NU, yakni istiqamah, adil, tolong-menolong, tawazun (seimbang), dan tasamuh (tenggang rasa).
“Ini yang menjadikan kehidupan kita akan diwarnai keharmonisan dan penuh kasih sayang,” katanya. Hal tersebut terbukti dengan kian meningkatnya kualitas ukhwah islamiyah dan ukhwah basyariah dalam berbangsa dan bernegara, jelasnya pada safari Ramadhan di Mushalla Baiturrahman di kawasan Surodilaga.
Kegiatan safari Ramadhan diikuti puluhan pengurus MWC NU dan banom. Mereka dibagi menjadi enam kelompok yang menyapa masjid sesuai jadwal. Lokasi yang didatangi adalah Masjid Al-Fatah Mojosari, At-Taufiq Sumberrejo, Masjid Al-Muttaqin Pakis, mushalla Saringan di Kelurahan Tukang Kayu, Masjid Al-Hidayah di Kelurahan Kertosari dan Masjid Hidayatul Ikhlas di Perumahan Sutri, Kelurahan Sobo. (JT/s@if)