Enam Kaidah Penggerak NU, Keteladanan Kehidupan Pribadi dan Umat

0
499
Bagikan Sekarang

JOMBANG — KH. Wazir Aly, Syuriyah PCNU Jombang), mengatakan, sebagai pengemban amanah kepemimpinan di jam’iyyah (organisasi) Nahdlatul Ulama, para pendiri, tokoh dan ulama-ulama pemangku mandat kepemimpinan jam’iyyah di masa-masa lalu dan masih relevan untuk masa-masa yang akan datang.

Para tokoh NU, khususnya generasi pendiri NU, mencita-citakan idealisasi kepemimpinan dalam rangka membumikan Ahlussunnah wal Jama’ah (Aswaja), serta syiar dakwah amar makruf dalam rangka Izzul Islam wal Muslimin wa an-Nahdhiyyin (kemuliaan Islam dan umat Islam khususnya para pengikut Nahdlatul Ulama), dengan beberapa syarat berikut.

Hal itu diungkapkannya, dalam Penutupan Musyawarah Kerja Cabang ke-4 PCNU Jombang, Jawa Timur, Ahad 16 Agustus 2020.

Pengurus jam’iyyah, baik di level harian, badan otonom (banom), maupun lembaga, harus mengaktualisasikan diri dalam hal berikut;

Pertama, أن يكون منظما ومحركا

Mempunyai jiwa organisatoris (munadzim) dan sekaligus penggerak (muharrik) jam’iyyah dalam rangka optimalisasi program.

Kedua, أن يكون مثقفا

Membekali diri dengan wawasan jam’iyyah, agama dan kemasyarakatan (mutsaqqof), sesuai dengan levelnya (Pengurus Besar, Pengurus Wilayah, Pengurus Cabang, Majelis Wakil Cabang, Pengurus Ranting, dan Pengurus Anak Ranting).

Ketiga, أن يكون عالما وعاملا بعلمه

Berusaha untuk membekali diri dengan ilmu-ilmu agama (al-‘ulum ad-diniyyah), serta mengamalkannya dalam kehidupan nyata.

Keempat, أن يكون عالما بزمانه

Mempunyai kearifan dalam menyikapi problem keumatan, dan kemasyarakatan sesuai zamannya, sebagaimana kutipan dalam salah satu kitab turats pesantren, (a’rifan aw a’liman bi zamanihi).

Kelima, أن يكون قائدا

Mempunyai jiwa panglima, mempunyai keterampilan (skill) untuk mengeksekusi atau melaksanakan program, (an yakuna qooidan).

Keenam, أن يكون قدوة

Mempunyai keteladanan dalam kehidupan pribadi, organisasi, maupun masyarakat (Qudwah Hasanah), termasuk di dalamnya al-Akhlaqul al-Karimah.

*) Dari catatan ustadz Yusuf Suharto, Jombang. (Red)

Leave a reply