
Surabaya – Musibah banjir yang disertai tanah longsor di Pacitan menimbulkan penderitaan warga. Tidak sedikit dari mereka yang harus mengungsi lantaran hampir seluruh kawasan tergenang air dengan ketinggian yang memprihatinkan.
Wakil Bupati Pacitan Yudi Sumbogo mengemukakan akibat bencana banjir dan longsor tersebut sebanyak 11 orang meninggal. Korban itu terdiri dari sembilan tertimbun tanah longsor, serta dua orang akibat hanyut terbawa banjir. “Yang tertimpa longsor ada tujuh ditambah dua, jadi sembilan. Meninggal akibat tanah longsor, bukan karena banjir,” katanya, Selasa (28/11) sebagaimana dilansir Kompas.com.
Hingga kini, sejumlah posko didirikan, salah satunya di kampus Sekolah Tinggi Agama Islam Nahdlatul Ulama jalan Letjed S Parman no 44 B Pacitan. Bagi warga dari berbagai kawasan dapat berbagi dengan mentransfer dana maupun barang. “Barang yang sangat dibutuhkan saat ini adalah baju kering anak anak dan dewasa, selimut dan bantal, nasi bungkus, obat-obatan, pembalut wanita, popok bayi, makanan ringan, hingga perahu karet,” kata siaran pers yang beredar. Sedangkan dana dapat ditransfer ke rekening: Bank Jatim 0212606499 an. PC Nahdlatul Ulama Kabupaten Pacitan. Sedangkan untuk konfirmasi tersedia layanan telepon dan WhatsApp di: 08125944729 serta 081946428870.
Pada kesempatan berbeda, Wakil Sekretaris Jenderal PBNU Ishfah Abidal Azis meminta pemerintah untuk segera menangani warga yang terdampak musibah itu. Ia juga mengimbau warga NU yang berada dekat dengan Kabupaten Pacitan untuk bahu-membahu membantu mereka.
“NU menyampaikan duka cita atas korban banjir Pacitan. Mari kita mengulurkan bantuan kepada mereka dalam bentuk apa pun, bisa dengan harta maupun tenaga. Juga dengan doa semoga musibah ini segera berakhir,” katanya. (s@if)