
Jakarta — Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siroj menegaskan komitmennya untuk setia kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Pasalnya, sikap NU yang kerap berbeda dengan berbagai ormas Islam lain dalam menyikapi fenomena kebangsaan dan kenegaraan merupakan wujud komitmen organisasi yang dilahirkan hadratus syaikh KH Hasyim Asy’ari untuk benar-benar berdiri tegak dalam menjaga kesetiaan kepada NKRI.
“Meski di bully, difitnah dan dicaci Nahdlatul Ulama (NU) tetap berdiri membela NKRI,” katanya di Kantor PBNU, Jalan Kramat Raya, Jakarta Pusat, Selasa (31/1).
Kiai asal Cirebon itu menyatakan bahwa telah ada titik-temu antara paham keagamaan dan paham kebangsaaan yang menjadikan bangsa Indonesia bisa merasakan kemerdekaan. Sehingga, tidak tepat apabila mempertentangkan diantara paham keagamaan dan kebangsaan di tengah perjalanan pembangunan negara. Hal itu juga termasuk di Indonesia yang kelahirannya disokong penuh oleh para ulama NU dan pendiri bangsa lainnya.
“Ya itu kita sudah menikmati hasilnya berupa kemerdekaan negara ini yang dilanjutkan dengan episode-episode pembangunan yang berliku. Hingga kita rasakan sistem politik demokrasi seperti yang ada sekarang,” terangnya.
Karena itu, tidak boleh ada pihak-pihak yang ingin merusak tatanan yang telah dibangun dengan susah payah bahkan penuh dengan perjuangan darah oleh para founding fathers bangsa ini.
Bahkan, Said Aqil mengaku resah dengan kecenderungan saling menyalahkan yang kerap tampil di muka publik. Sehingga hal tersebut dapat mengancam eksistensi bangsa dan negara.
“Cenderung gampang menyalahkan dan mengafirkan terhadap mereka yang tak sepaham dengannya, sangatlah berbahaya dan akan mengancam eksistensi paham keagamaan dan kebangsaan,” tuturnya. (s@if)
Sumber: Okezone