Santri Harus Cerdas Bermedia, Hindari Fitnah dan Tebar Hoax

0
453
Bagikan Sekarang

Malang — Pertumbuhan teknologi digital dan media sosial (medsos) membawa dampak signifikan bagi kehidupan manusia. Di Indonesia, internet dengan segala produknya berdampak penting pada terbukanya interaksi antar warga, lintas kelompok dan geografis.

Namun, yang tidak disadari, interaksi media sosial tidak dibarengi dengan kecerdasan bermedia dan analisa yang mendalam. Medsos, kini lebih banyak berisi perdebatan, fitnah dan konten hoax.

Untuk merespon ini, Pustekkom Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) bekerjasama dengan Pesantren An-Nur Malang, menggelar Workshop Literasi Digital, pada Sabtu (17/12). Kegiatan tersebut dihadiri Hasan Chabibie (Pustekkom Kemdikbud), Hasan Abadi, M.AP (Rektor UNIRA Malang), Munawir Aziz (LTN PBNU) dan Abdullah Hamid (PP RMI NU).

Hasan Habibie mengingatkan pentingnya kecerdasan bermedia sosial dan interaksi di internet. “Saat ini, pertumbuhan teknologi internet luar biasa, yang berdampak pada tingginya interaksi media sosial. Namun, hal ini belum dibarengi dengan kecerdasan bermedia, tabayyun dan cross-check sumber,” ungkap Hasan.
Lebih lanjut, Hasan Habibie mengajak netizen untuk cerdas bermedia. “Kita perlu menebar inspirasi di medsos dengan menumbuhkan literasi digital agar dapat membedakan informasi, data, dan sumber keterangan valid, bukan terjebak pada hoax dan fitnah. Kita bisa membedakan berita fitnah dan jurnalisme yang inspiratif,” jelas Hasan.
Karenanya, gerakan literasi digital penting untuk mendorong tumbuhnya kecerdasan bermedsos dan komunikasi di era digital, lanjutnya.

Hasan Abadi mengungkapkan pentingnya generasi muda berkompetisi di era digital. “Sudah saatnya kita bergerak maju dengan menggunakan teknologi. Generasi muda kita, harus bergerak membangun start-up yang menginspirasi,” jelasnya.

Gerakan Literasi Digital merupakan strategi untuk menumbuhkan kesadaran berinternet secara sehat dan cerdas. (Ainurrofiq/saiful)

Leave a reply