Situbondo — Keluarga besar Pondok Pesantren Salafiyah Syafi’iyah (PPSS) Sukorejo Situbondo mengapresiasi i’tikad pemerintah yang memberikan gelar Pahlawan Nasional kepada KHR As’ad Syamsul Arifin. Upacara khusus akan dilakukan demi menyambut kedatangan surat keputusan dari Presiden RI tersebut.
“Ini anugerah dari Allah. Bagi kami, semuanya disandarkan kepada Allah,” kata Sekretaris PPSS, KH Ahmad Fadhail di Situbondo, Rabu (9/11).
Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebelumnya menganugerahkan gelar Pahlawan Nasional kepada KHR As’ad Syamsul Arifin dalam upacara di Istana Negara, Jakarta.
Penganugerahan gelar Pahlawan Nasional itu berdasar Keputusan Presiden Nomor 90/TK/Tahun 2016 tanggal 3 November 2016 tentang Penganugerahan Gelar Pahlawan Nasional.
Menurut Kiai Fadhail, penganugerahan itu juga merupakan bentuk pengakuan negara yang menempatkan para ulama sebagai garda terdepan dalam perjuangan memperebutkan kemerdekaan RI. “Salah satunya adalah pejuangan Kiai As’ad,” kata cucu dari KHR As’ad ini.
Ia menjelaskan bahwa keluarga besar PPSS akan mengacarakan penyambutan datangnya surat keputusan dari Preisden pada Jumat, (11/11) mendatang.
Direncanakan seusai shalat Jumat, pengasuh PPSS, KH Raden Ahmad Azaim Ibrahimy akan datang membawa keputusan Presiden. “Nanti kemungkinan akan ada penyambutan seremonial dari pejabat Pemerintah Kabupaten Situbondo, terus kami lanjutan dengan doa bersama di asta (makam) Kiai As’ad,” katanya.
Sementara itu terkait dengan perjuangan Kiai As’ad, PPSS akan menggelar napak tilas nasional yang akan diikuti 10 ribu peserta pada 14-15 November. Napak tilas itu akan dilaksanakan dengan titik berangkat dari Ponpes Raudlatul Ulum, Sumber Wringin, Kecamatan Sukowono, Jember, menuju Garahan, Jember, sejauh 55 kilometer.
Ponpes Raudlatul Ulum sendiri merupakan tempat Kiai As’ad mampir dan menginap bersama pasukan Pelopor saat akan menyerbu markas tentara Jepang di daerah Silo, Garahan, pada September 1945. (Okz/saiful)
