– Pakar Fikih KH Afifuddin Muhajir sedang dirawat di Rumah Sakit di Jember. Kali ini, salah seorang pengasuh di Ma’had Aly Al-Ibrahimi Ponpes Salafiyah Syafiiyah Asembagus Situbondo ini, menjalani operasi suatu penyakit yang diderita beberapa waktu belakangan.
“Kepada warga NU dan umat Islam, dimohon untuk memberikan doa agar kiai yang pernah duduk di Katib Syuriah PBNU ini segera pulih dan kembali melakukan aktivitas dakwahnya,” kata M Dawud, aktivis ISNU.
Seperti diketahui, Kiai Afif seluruh jenjang studinya, mulai dari Madrasah Ibtida’iyyah hingga strata satu, diselesaikan di Sukorejo, Situbondo. Ketika ditanya kepada siapa Kiai Afif belajar ushul fikih?” Ia menjawab, “Saya pernah mengaji kitab Lubbul Ushul pada KH Qasdussabil Syukur. Selebihnya saya belajar sendiri”.
Dengan begitu, menunjukkan bahwa kealimannya di bidang ushul fikih ditempuh melalui kerja keras dan ketekunan. Peran Kiai Qasdussabil adalah mengajarkan teks utama ushul fikih, Lubbul Ushul, kepada Kiai Afif. Tapi, pendalamannya dilakukan secara otodidak. Kiai Afif memperluas sendiri bacaan ushul fikihnya, dengan melahap ar-Risalah karya Imam Syafi’i, al-Mustashfa min `Ilmil Ushul karya al-Ghazali, al-Muwafaqat fi ushulis Syari’ah karya as-Syathibi, al-Ihkam fi Ushulil Ahkam karya al-Amidi. Namun, dalam amatan saya, kitab ushul fikih yang paling disukai sekaligus dikuasainya tampaknya adalah Jam’ul Jawami’ karya Tajuddin as-Subki itu. (red)
