4 Kelebihan Pesantren Menurut Kiai Said

0
696
Bagikan Sekarang

Jombang — Pilihan untuk mempercayakan proses pendidikan dan penempaan diri bagi anak di pesantren adalah tepat. Sejumlah kelebihan akan diterima, yang tidak bisa dijumpai di luar pesantren.

“Setidaknya ada empat kelebihan pesantren,” kata KH Said Aqil Siroj, Sabtu (13/8/2016) malam. Penjelasan ini disampaikan Kiai Said, sapaan akrabya saat menyampaikan mauidhah hasanah pada haul ke-45 KH Abdul Wahab Chasbullah di Pondok Pesantren Bahrul Ulum Tambakberas Jombang.

Menurut Ketua Umum PBNU ini, di pesantren terjadi transformasi pengetahuan atau ta’lim. Sehingga begitu banyak disiplin pengetahuan yang diajarkan para kiai kepada santri. Sejumlah referensi yang masuk kategori awal dan ringan hingga berat, diajarkan di pesantren.

“Yang kedua, di pesantren ada tadris,” kata Kiai Said. Yang dimaksud tadris di sini, ilmu yang telah disampaikan bukan semata menjadi pengetahuan. “Yang lebih ditekankan adalah pengamalan ilmu tersebut dalam keseharian,” ungkapnya.

Kelebihan ketiga dari produk pesantren adalah ta’dib atau disiplin. Kiai Said kemudian menceritakan pengalaman ketika menjadi santri di Pesantren Lirboyo Kediri. “Saat itu, kalau diperkirakan datang terlambat, para santri memilih tidak masuk karena malu,” kenangnya.

Karena disiplin tinggi yang dimiliki, para santri lebih tertantang untuk menghafal dan memahami materi yang disampaikan para guru. Sekedar memberi contoh, para santri berlomba untuk menghafal dan memahami materi Alfiyah dan sejenisnya. “Itu tanpa harus berfikir kelak akan jadi apa,” katanya. Yang ada di benak santri adalah belajar dan terus belajar dengan disiplin tinggi.

Sedangkan yang keempat, di pesantren ada tarbiyah. Pengertian tarbiyah ala pesantren adalah menyempurnakan amanah yang telah diberikan Allah SWT. “Kalau Allah menciptakan manusia, termasuk anak-anak kita, maka di pesantren mereka ditingkatkan kualitasnya,” kata guru besar UIN Sunan Ampel Surabaya ini.

Karena dengan pendekatan tarbiyah ini, Nabi Muhammad SAW sukses melahirkan sahabat pilihan. “Sayyidina Umar dulu adalah bukan termasuk orang terpelajar,” katanya. Demikian pula ia dikenal sebagai bromocorah, serta jauh dari harapan menjadi pendukung nabi. “Namun dengan proses tarbiyah yang dimiliki nabi, akhirnya Sayyidina Umar berhasil menjadi sahabat pilihan,” ungkapnya.

Kendati demikian, di akhir mauidhahnya Kiai Said berpesan kepada para orang tua untuk hati-hati dan selektif memilih pesantren. Karena ada sebagian pesantren yang telah mengajarkan merakit bom dan tindakan anarkhis lainnya. (saiful)

Leave a reply