Tugas NU, Tingkatkan Kesejahteraan Warga dan Soliditas Politik

0
739
Bagikan Sekarang

Surabaya — Sayyidina Ali pernah mengingatkan bahwa kemiskinan kerap membawa orang kepada kekufuran. Karenanya, tugas NU adalah menyejahterakan warganya. Setelah itu bisa diharapkan kesatuan komando dalam berbagai hal, termasuk politik.

Demikian sebagian rekomendasi yang dapat diambil dari pandangan H Arif Afandi pada diskusi yang diselenggarakan Majalah AULA dengan tema: Kepempimpinan Umat, Kepemimpinan Masyarakat. Kegiatan yang juga menghadirkan KH Abdurrahman Navis, Lc, MHI tersebut berlangsung di ruangan Salsabila kantor PWNU Jatim, Selasa (26 April 2016).

Mengapa kesejahteraan warga menjadi penting? Karena tidak sedikit pesta demokrasi yang akhirnya beujung kepada permainan uang. “Tidak mudah menyatukan suara warga karena kesejahteraan ekonomi mereka rendah,” kata mantan Wakil Walikota Surabaya ini. Apalagi income perkapita rakyat Indonesia yang di dalamnya tentu adalah warga NU masih tertinggal.

Bagi Ketua PW Lembaga Perekonomian NU Jatim ini, tugas berat NU adalah bagaimana meningkatkan kemampuan ekonomi warga. “Kalau kesejahteraan mereka sudah tercapai, maka upaya untuk menjaga kolektifitas politik dapat dengan mudah dilakukan,” terangnya.

Setelah bidang ekonomi digarap, langkah berikutnya adalah soliditas politik. Karena pada era demokrasi yang mana seleksi kepemimpinan ditentukan dari bawah, harusnya NU memiliki peran menentukan. “Dengan jumlah jamaah yang demikian besar, maka proses seleksi kepemimpinan akan ditentukan warga NU yang memang mayoritas,” ungkapnya.

Namun ternyata besarnya jumlah warga tersebut tidak berbanding lurus dengan keterpilihan para pimpinan daerah di basis NU. “Hal tersebut terjadi lantaran besarnya warga tidak diformulasikan menjadi kekuatan politik,” kata dia.
Arif membayangkan, ketika telah diputuskan siapa calon pemimpin dan wakil rakyat yang akan didukung, maka dengan serta merta seluruh dukungan warga diberikan kepada yang bersangkutan. “Tapi nyatanya tidak demikian yang terjadi,” tandasnya.

Dengan kolektifitas yang dibarengi soliditas, maka besarnya jumlah warga NU di akar rumput yang ditopang jam’iyah atau organisasi yang solid, tentu akan memberikan pengaruh yang besar bagi era demokrasi seperti saat ini.

Arif yakin, pada saatnya NU akan menjadi kekuatan yang sangat menentukan bagi bangsa ini. Besarnya jumlah warga, tersebarnya orang berpengaruh di berbagai sektor, meningkatnya taraf hidup warga, tentu akan menjadi hal yang diperhitungkan. “Semoga segera dapat terwujud,” harapnya.

Tampil sebagai moderator pada diskusi ini, Riadi Ngasiran yang juga Pemimpin Redaksi Majalah AULA. Para peserta adalah utusan dari badan otonom, lembaga di PWNU Jatim, serta mahasiswa dari berbagai kampus di Sidoarjo dan Surabaya. (saiful)

Leave a reply