Surabaya – Di Jawa Timur, akhir-akhir ini mulai santer pemberitaan terkait pendataan ulama yang dilakukan polisi. Kapolda Jatim, Irjen Pol Machfud Arifin mengemukakan tujuan pendataan ulama dan kiai semata ingin memperkuat silaturahmi.
Penjelasan ini disampaikan Kapolda Jatim usai menghadiri pertemuan dengan para kiai dan ulama yang difasilitasi PWNU Jatim, Jumat (10/2) siang. “Sudah diklarifikasi berulang-ulang. Sudah ketemu dengan para kiai, dan saya juga sudah sowan ke kiai-kiai secara person. Ini (pertemuan dengan pengurus NU) juga kita jelaskan,” kata Kapolda yang didampingi Ketua PWNU Jatim, KH Mohammad Hasan Mutawakkil Alallah.
Pada kegiatan yang berlangsung di Kantor PWNU Jatim, jalan Masjid al-Akbar Timur 9 Surabaya tersebut, Machfud mengingatkan berbagai kalangan untuk tidak menyalahartikan yang dilakukan polisi. “Jadi jangan ada yang dicampuradukkan. Kalau dari kepolisian, saya sebagai kapolda baru kalau ada acara seperti istigatsah mengundang kiai tidak salah alamat,” terangnya.
Dan yang tidak kalah penting, dari pertemuan tersebut akan semakin terjalin kerjasama dalam menjaga suasana kondusif. “Tentunya dengan pertemuan ini, kami ingin ada kerjasama untuk menciptakan keamanan di Jawa Timur, menjaga kondusifitas,” katanya. Dan dengan kerjasama tersebut, tentunya akan menjadi kekuatan yang luar biasa, lanjut kapolda
Sebelumnya, Ketua PWNU Jatim mengatakan, silaturahmi kapolda kali ini lantaran ada kesamaan visi dan misi antara NU dan Polri dalam menjaga keutuhan dan kebhinnekaan negara kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
“Bagaimanapun juga, Polri dan NU mempunyai visi dan tujuan sama yaitu, menciptakan rasa aman, ketertiban, dan harmonis di tengah masyarakat dalam membingkai NKRI yang berdasarkan Pancasila,” kata Kiai Mutawakkil. Antara polisi dan NU Jatim selanjutnya menjaga terwujudnya cita-cita nasional dari para pendiri bangsa yakni terciptanya masyarakat yang adil, makmur, sentosa, selalu dalam lindungan Allah, lanjut Pengasuh Pondok Pesantren Zainul Hasan Genggong Probolinggo tersebut.
Kiai Mutawakkil juga sependapat bahwa polisis tidak pernah melakukan pendataan atau sertifikasi ulama. “Tidak ada niatan dari pak kapolda semacam itu, karena itu bukan domainnya. Ini domainnya kementerian agama dan MUI yang tentunya harus dikoordinasikan dengan ormas keagamaan,” jelasnya.
Demi menjaga suasana kondusif, Kiai Mutawakkil mengajak semua kalangan untuk menyudahi diskusi terkait pendataan tersebut. “Jangan dikembangkan lagi, takut dimanfaatkan pihak-pihak yang tidak senang kalau Jawa Timur aman. Karena baromater keamanan Indonesia ada di Jawa Timur,” pungkasnya.
Pada kegiatan yang dikemas dalam silaturrahmi dengan tema ‘Memperkuat sinergi NU dan Polri dalam menjaga kebhinnekaan dan keutuhan NKRI” tersebut tampak hadir KH Agus Ali Masyhuri, KH Sholeh Qosim, KH Abdul Matin dan sejumlah kiai lain. (Syaifullah)