Penangkapan Sugi Nur Dinilai Langkah Tepat, Ini Sikap Pemuda Muhammadiyah

0
435
Bagikan Sekarang

Pemuda Muhammadiyah Anggap Penangkapan Gus Nur Langkah Tepat Ketua bidang Hukum dan HAM PP Pemuda Muhammadiyah, Razikin menyatakan, penangkapan terhadap pendakwah, Gus Nur yang sekarang ditahan di Rutan Bareskrim Polri atas sangkaan menghina NU merupakan langkah tepat.

JAKARTA – Ketua bidang Hukum dan HAM PP Pemuda Muhammadiyah, Razikin menyatakan, penangkapan terhadap pendakwah, Sugi Nur Raharja atau Gus Nur yang sekarang ditahan di Rutan Bareskrim Polri atas sangkaan menghina Nahdlatul Ulama (NU) merupakan langkah tepat.

Diharapkan penahanan ini dapat meredam kemarahan kader-kader Muda NU.

“Kita tahu kader-kader Muda NU sangat militan dalam menjaga NU sebagai rumah besar mereka. Idealnya sikap saudara Gus Nur sebagai pendakwah memberikan keteladanan, kan Nabi Muhammad SAW sendiri diutus untuk memberikan keteladanan, dalam situasi apapun sikap keteladanan itu tetap dijaga,” kata Razikin, dikutip dari Sindonews, Senin 26 Oktober 2020.

Menurut Razikin, seorang pendakwah harus memiliki keluhuran laku dan ucap, dalam Al-Qur’an Surah An-Nahl ayat 125, Allah SWT berfirman “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dia lah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dia lah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.”

Dari situ, Razikin berpendapat, sebenarnya bagi seorang atau kalangan Umat Islam secara umum sungguh-sungguh menjiwai makna ayat Al-Qur’an tersebut dan meneladani Nabi Muhammad, maka ia yakin tidak ada yang dijerat dengan UU ITE.

Ujaran Kebencian dan Penghinaan

“Boleh juga dimaknai bahwa UU ITE merupakan tafsiran “kekinian dan di sini” makna daripada kandungan Ayat Al-Qur’an tersebut diatas,” ujarnya.

Karena itu, Razikin menegaskan, penangkapan pria yang disebut Gus Nur ini menjadi peringatan dan pelajaran bahwa dalam kehidupan sosial-politik, dituntut untuk memperlebar “ruas kepala” agar kekuatan nalar mampu menjinakkan emosi dan marah-marah.
Apalagi hanya karena perbedaan pandangan dan sikap politik mengakibatkan kita bertikai, itu sangat bertentangan ajaran Islam.

“Islam mengajarkan dalam menyelesaikan persoalan dengan jalan Musyawarah dan apapun hasil dari musyawarah jauh lebih baik. Saya berharap para pendakwah perlu juga mendalami fikih siyasah dan dalam fiqih siyasah pelajaran pertamanya adalah masalah musyawarah,” katanya. (Red)

Leave a reply