Pancasila Pemersatu Kita

0
781
Bagikan Sekarang

Oleh: Syukron Dosi*

“Jika unsur Pancasila pada alim ulama teguh dalam batin, negara kita akan jadi negara terbaik di dunia.” Amanat Bung Karno pada Harlah NU 1966.

“Seandainya Pancasila dirusak, NU harus bertanggung jawab! Umat Islam wajib membela Pancasila. Ini sudah mujma’alaih, konsensus ulama!.” ~ KHR. As’ad Syamsul Arifin.

Apel besar hari lahir ke-93 Nahdlatul Ulama (NU) yang diselenggarakan PWNU Jatim di Candrawilwatikta, Pasuruan, Jawa Timur, Sabtu (30/4/2016) lalu menjadi momen bersejarah. Pada kegiatan yang menghadirkan ribun peserta tersebut, NU mengusulkan secara resmi kepada Presiden Joko Widodo untuk menetapkan 1 Juni sebagai hari lahir Pancasila.

Apa yang dilakukan NU tersebut tentu bukan tiba-tiba. Karena untuk sampai kepada kesimpulan penting itu, NU sudah melakukan kajian akademik dan hasilnya menentukan 1 Juni sebagai hari lahir Pancasila. Hal itu sesuai dengan kesaksian dan pernyataan Ketua PBNU, almarhum KH Masykur bahwa kelahiran Pancasila dimulai dari pidato Bung Karno.

Ketua PWNU Jatim KH Hasan Mutawakkil Alallah mengatakan, saat ini hanya ada hari kesaktian Pancasila, sedangan hari lahirnya Pancasila belum ada. Menurut Pengasuh Pondok Pesantren Zainul Hasan Genggong tersebut, usaha NU membuat kajian dan naskah akademik sangat tepat.

“Yayasan dan pesantren saja punya tanggal lahir, lah kok bisa Pancasila, puluhan tahun menjadi ideologi dan dasar negara kok tidak punya harlah. Inikan sebuah keniscayaan,” terang Kiai Mutawakkil.

“Pancasila terbukti mampu menjadi perekat bagi masyarakat dan membawa ketenteraman di tengah warga Indonesia yang berbeda suku, agama dan kepentingan,” tandas Ketua PWNU Jatim dua periode tersebut.

“NU berpendapat bahwa pidato Soekarno pada 1 Juni 1945 adalah fakta sejarah yang tak dapat disangkal, dan beliau adalah penggali Pancasila berdasarkan saran para ulama dan kiai pesantren,” jelas Komandan Apel Besar harlah waktu itu, H Saifullah Yusuf.

Melalui apel besar Harlah NU 2016 yang diselenggarkan PWNU Jatim tersebut, kemudian PBNU dan beberapa ormas lain meminta pemerintah menetapkan tanggal 1 Juni sebagai hari lahir Pancasila.
NU sebagai organisasi masyarakat Islam terbesar di Indonesia ini menganggap Pancasila yang sudah ditetapkan sebagai dasar negara Indonesia belum memiliki hari lahir.

NU juga mendukung pemerintah untuk menetapkan 1 Juni sebagai hari lahir Pancasila. Bukan untuk sekadar memonumenkan, tapi sebuah upaya untuk mengekalkan ingatan sejarah masa lalu dan merawatnya sebagai modal masa depan.

Akhirnya, Presiden Joko Widodo menetapkan hari lahir Pancasila pada 1 Juni 2016 sebagai hari libur nasional. Penetapan hari lahir itu dituangkan dalam Keppres No. 24 Tahun 2016 tentang hari lahir Pancasila yang ditandatangani 1 Juni 2016. Tahun ini merupakan tanggal merah pertama peringatan hari lahir Pancasila.

Kini, berbagai ideologi besar di dunia silakan saja bertarung. Berebut pengaruh dan kekuasaan hingga saling berperang. Dari bumi Nusantara, kami berteriak lantang, Pancasila adalah ideologi bangsa. Saripati way of thinking dan way of life yang digali para perintis dan pendiri bangsa.

Peringatan harlah Pancasila 1 Juni menjadi peneguhan atas eksistensi Pancasila sakti dan NKRI harga mati. Menjawab dengan tegas bahwa tidak ada satupun yang boleh mengganggu Pancasila dan tidak membiarkan siapapun untuk mencoba mengubahnya dengan yang lain.

Pancasila harus kita teguhkan kembali. Bangsa kita ini sedang mengalami ujian harmoni kehidupan bermasyarakat, beragama dan bernegara, baik di dunia internasional maupun nasional. Juga mengalami ujian mengenai bhinneka tunggal ika dalam menentukan keberagaman, persatuan, dan lain-lain.

Peringatan Pancasila tahun ini yang bersamaan dengan Ramadhan adalah momentum pas untuk menghadirkan kembali batin keindonesiaan kita, Khittah Pancasila yang menyatukan semua anak negeri.

Selamat Hari Pancasila.

Saya Indonesia
Saya Nahdlatul Ulama
Saya Pancasila.

*Pegiat literasi dan Pengurus PW GP Ansor Jatim

Leave a reply