
SURABAYA — Dalam memeriahkan puncak Hari Santri tanggal 22 Oktober 2016, PWNU Jatim menggelar serangkaian Lomba Cipta Puisi, Pantun, Esai Kebudayaan dan Orasi Kebangsaan. Hal itu dimaksudkan untuk membangkitkan kreativitas menulis bagi generasi muda NU dan masyarakat secara umum, dalam merespon Hari Santri.
“Perjuangan para ulama dan kiai harus kita lanjutkan di zaman kita kini. Karena itu, bagaimana harapan dan respon mereka terhadap perjuangan itu di era kini, itulah yang menjadi tujuan diadakan lomba-lomba dimaksud,” kata Nonot Sukrasmono, Ketua Lembaga Seni Budaya Muslimin Indonesia (Lesbumi) PWNU Jatim, Selasa (4/10/2016).
Penyelenggaraan lomba-lomba tersebut, dalam serangkaian Kirap Hari Santri, yang diawali dengan audisi di sejumlah kota, seperti Situbondo pada 13 Oktober, Malang pada 16 Oktober, Kediri pada 18 Oktober, dan Bangkalan pada 20 Oktober, hingga Grand Final pada 22 Oktober di Surabaya.
Dalam kaitan tersebut, beberapa kali pihaknya telah mengadakan persiapan dan sosialisasi di cabang-cabang yang terkait di lokasi audisi lomba tersebut.Sebagai tim juri dari berbagai kalangan, seperti perguruan tinggi, aktivis sastra, jurnalis dan tokoh pers serta peneliti budaya.
Untuk pendaftaran bisa menghubungi: Situbondo (H Husnul Yakin 081 249 461 981), Malang Raya (H Mujib Sadzili 081 233 553 03), Kediri (H Kirom 085 856 720 489), Bangkalan (H Jalil 082 330 218 978) dan Surabaya (Riadi Ngasiran 081 7933 5523, Jazuli 082 232 020 447).
Dijelaskan, Cipta Baca Puisi dan Pantun dengan ketentuan, sebagai berikut.
1. Pantun minimal 9 bait;
2. Puisi minimal 45 kata;
3. Tema “Santri dan Resolusi Jihad”;
4. Yang menulis secara otomatis yang membacakan;
5. Karya orisinal, bukan jiplaan;
6. Kriteria yang dinilai: bahasa, vokal, eksplorasi dan kedalaman tema, serta ekspresi dan penghayatan. (red)