
Jombang – Kiprah membanggakan ditorehkan Pimpinan Cabang Lembaga Amil Zakat Infaq dan Sedekah Nahdlatul Ulama atau PC Lazisnu Jombang. Mereka tergerak membantu Khamim, kakek renta yang tinggal di kandang ayam di Dusun Murungagung, Desa Kebondalem, Kecamatan Bareng.
Didampingi para jurnalis K2JC (Kebo Kicak Jurnalis Community), Sabtu (30/7) siang, PC Lazisnu Jombang menyerahkan bantuan berupa sembako, pakaian, dan uang untuk merehabilitasi tempat tinggal kakek Khamim. Perhatian tersebut sangat mengharukan kakek berusia 65 tahun itu.
Dengan raut wajah gembira, Khamim mengaku senang saat didatangi PC Lazisnu dan K2JC Jombang. “Alhamdulillah, saya senang. Ini ada baju untuk shalat. Terimakasih banyak untuk bantuan ini,” kata kakek Khamim terbata-bata.
Meskipun sudah puluhan tahun, kakek sebatangkara itu belum juga mendapat bantuan dari Pemkab Jombang. Bahkan tidak juga diberi identitas administrasi, seperti KTP (Kartu Tanda Penduduk).
Didin Achmad Solahudin, Ketua PC Lazisnu Jombang mengatakan, pihaknya ikut prihatin atas kondisi yang dialami Khamim. “Semestinya ini (kondisi mbah Khamim, red) tidak ada di Jombang,” ujarnya.
Gus Didin melanjutkan, jika keluarga bersedia, pihaknya sudah menyiapkan anggaran untuk memperbaiki tempat tinggal mbah Khamim. “Yang penting lahannya ada, kita bisa membantu untuk merehab rumah mbah Khamim,” tandasnya.
Ia menyampaikan terimakasih kepada K2JC dan PC Lazisnu Jombang yang sudah memberikan perhatian dan membantu kakek Khamim. “Atas nama keluarga, kami sangat merasa terbantu. Kami tidak bisa membalas jasa teman-teman wartawan dan Lazisnu,” ucapnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, kakek Khamim sudah lima tahun tinggal di kandang ayam. Tentu, kakek yang tak pernah menikah ini tidur bersama ayam dan angsa di gubuk reyot di Dusun Muruagung, Desa Kebondalem, Kecamatan Bareng,.
Hanya tanah basah yang menjadi alas gubuk berdinding kayu lapis serta anyaman bambu. Tak ada yang baru, semuanya sudah terlihat usang. Bahkan lubang dinding menganga di mana-mana.
Udara malam pun leluasa menghujam tubuh kakek sebatangkara itu. Panas terik matahari di siang hari juga memanggang kulitnya. Hanya sebuah ranjang kayu usang yang menjadi tempat untuk merebahkan tubuhnya. (Bgs/saiful)