Kirab Panji Warnai Harlah ke-94 NU di Surabaya

0
822
Bagikan Sekarang

Surabaya — Dalam rangka memperingati hari lahir (Harlah) ke-94 Nahdlatul Ulama (NU) ke-94 dalam hitungan tahun hijriyah, para pengurus dan badan otonom NU Kota Surabaya melakukan napak tilas ke makam para pendiri NU dan melakukan kirab panji atau lambang NU pertama.

Kegatan ini dihadiri oleh para pengurus NU setempat dan keluarga pendiri NU di antaranya KH Asep Saifuddin Chalim (Mustasyar NU Kota Surabaya), KH Hasib Wahab (putra KH Abd Wahab Chasbullah) dan KH Saiful Chalim (Putra KH Ridwan Abdullah) dan tokoh lain.

Kegiatan diawali ziarah dengan pembacaan tahlil di makam KH Ridwan Abdullah yang dikenal sebagai pembuat lambang NU di area pemakaman umum jalan Tembok Surabaya. Kegiatan dilanjutkan ke makam Ketua PBNU pertama, KH Hasan Gipo di area makam Masjid Sunan Ampel.

Usai melakukan ziarah ke makam pendiri, para pengurus melakukan kirab panji NU atau duplikat lambang NU pertama yang dilakukan dari makam KH Ridwan Abdullah menuju kantor PBNU pertama atau gedung Hoodbestuur Nadloetoel Oelama (HBNO) yang saat ini menjadi kantor PCNU Surabaya.

“Tujuan kirab panji NU adalah memperkenalkan kembali pada warga dan masyarakat. Duplikat ini sudah lama tidak muncul di acara NU, kami ingin menghadirkan kembali karya monumental KH Ridwan Abdullah,” ujar Hasyim Asary, Sekretaris paniti harlah NU ke-94 PCNU Surabaya, Kamis (13/4).

Ia menambahkan lambang pertama yang diciptakan KH Ridwan Abdullah terbukti tidak membosankan atau haibah dan tidak meniru karya orang lain seperti pesan KH Hasyim Asy’ari. “Pesan KH Hasyim Asy’ari tersebut betul- betul terbukti. Lambang tersebut tidak ketinggalan jaman, dan tidak membosankan,” ujarnya.

Sementara itu Ketua PCNU Kota Surabaya Dr H. Achmad Muhibbin Zuhri mengatakan kegiatan tersebut sangat penting dilakukan. Hal tersebut agar para pengurus NU mengingat kembali jasa para pendiri yang menegakkan ajaran Islam Ahlussunnah wal Jamaah dan meneguhkan nilai kebangsaan .

“Kegiatan ini untuk mengingat kembali jasa para ulama pendiri NU, yang menanamkan nilai-nilai ajaran Islam Ahlusunnah wal Jamaah, dan nilai kebangsaan demi keutuhan NKRI. Hal ini menjadi penting ditengah-tengah berbagai macam aliran Islam radikalisme, provokasi dan agitasi di masyarakat,” ujarnya.
Oleh karena itu ia berharap nantinya para pengurus NU bisa memberitahu lokasi makam para pendiri kepada para jamaahnya dan mampu menjelaskan berbagai pesan dan ajarannya agar mampu menjaga bangsa dan negara.

Hal yang sama juga diungkapkan oleh KH Hasib Wahab bahwa pengurus dan warga NU harus menjaga pesan dari para pendiri yaitu tetap menjaga persatuan dan kesatuan NKRI. (LI/s@if)

Leave a reply