
Surabaya – Wacana seputar hubungan antara agama dan negara akhir-akhir ini kembali mengemuka. Tidak sedikit yang mempertentangkan, namun juga ada yang mencoba mencari jalan tengah atas hubungan tersebut.
Karenanya, dalam rangkaian haul agung Sunan Ampel Surabaya yang ke 568, diselenggarakanlah seminar nasional kebangsaan dengan tema: Manhaj beragama ala Walisongo; perekat persaudaraan Islam dan persatuan nasional. Kegiatan akan berlangsung besok, Kamis (11/5) pagi hasil kerjasama antara PWNU Jawa Timur dengan takmir Masjid Sunan Ampel Surabaya.
Panitia telah memastikan bahwa yang akan hadir sebagai narasumber adalah KH Ma’ruf Amin yakni Rais Aam PBNU yang juga Ketua Umum MUI dan mantan Wakil Ketua Badan Intelijen Negara atau BIN, KH As’ad Said Ali.
“Untuk mendapatkan gambaran yang lebih gamblang seputar hubungan antara agama dan negara, maka kehadiran KH Ma’ruf Amin sangatlah penting,” kata KH Muhammad Asyhar Shofwan, Rabu (10/5).
Ketua panitia seminar tersebut mengemukakan bahwa KH Ma’ruf Amin akan menjelaskan secara lebih terperinci argumentasi NU mengenai Negara Kesatuan Republik Indonesia atau NKRI, Pancasiladan UUD 1945. “Bagaimana akhirnya NU menyatakan “final” terhadap 4 pilar kebangsaan tersebut, lanjutnya.
“Juga apa konsekuensi atas sikap NU tersebut ketika menyatakan bahwa NKRI, Pancasila, UUD 1945 adalah final,” kata Ketua PW Lembaga Bahtsul Masail NU Jatim tersebut.
Ditanya seputar kehadiran KH. As’ad Said Ali, Kiai Asyhar, sapaan akrabnya menjelaskan bahwa mantan Wakil Ketua Umum PBNU tersebut akan memberikan penjelasan seputar pentingnya nilai-nilai Islam dalam sistem ketatanegaraan dan pemerintahan NKRI.
“Secara khusus, Kiai As’ad akan memberikan gambaran bagaimana mana mengukur nilai-nilai Islam yang terserap dalam ideologi Pancasila dan UUD 1945,” terangnya. Juga bagaimana nilai-nilai Islam telah menginspirasi system ketatanegaraan dan pemerintahan dalam alam demokrasi Pancasila, lanjutnya.
Sebagai orang yang kerap berhubungan dengan gerakan separatism baik di dalam dan luar negeri, Kiai As’ad juga akan menjabarkan strategi menghadapi gerakan ideology dan aliran yang mengancam keutuhan NKRI maupun ajaran Ahlussunnah wal Jamaah atau Aswaja.
Menurut Kiai Asyhar, kehadiran dua narasumber tersebut diharapkan cukup memberikan bekal kepada warga NU serta masyarakat umum khususnya umat Islam dalam menghadapi berbagai rongrongan akibat kehadiran ideologi dan paham baru di tanah air. “Semoga mampu memberikan bekal kepada peserta, utamanya para ulama dan kiai agar semakin mantap berNKRI dan berAswaja,” pungkasnya.
Seminar kebangsaan ini terbuka untuk umum dan tanpa dipungut biaya alias gratis. Yang berminat bisa konfirmasi kepada Teguh Rachmanto di 0812 3467 8810, atau Muhammad Mizaburrahmah 0813 3678 8741, serta 0851 0223 2464 dengan Luqman Hakim. (s@if)