Bekerja Jangan Semata Mengejar Keperluan Duniawi

0
803
Bagikan Sekarang

Jombang — Motivasi para pencari kerja sangat beragam. Yang lebih mengemuka adalah upah dan gaji. Ketika upah yang diterima tak sesuai harapan, jalan yang ditempuh adalah demo. Padahal inti dari bekerja adalah sebagai sarana berjuang.

“Mengapa banyak karyawan yang demo dengan menuntut gaji lebih? Itu lantaran mereka hanya mengejar kepentingan duniawiyah,” kata KH Maftuh bin KH Makky Ma’shum kepada media ini, Senin (11/7/2016). Ditemui di kediamannya di kawasan Catakgayam Mojowarno Jombang Jawa Timur, Gus Tuh (sapaan akrabnya) mengingatkan agar menjadikan pekerjaan sekaligus gaji yang diterima sebagai ladang perjuangan, lanjutnya.

“Percayalah bahwa kalau yang menjadi tujuan adalah perjuangan, maka berapapun gaji yang diterima tidak akan protes apalagi demo,” kata mursyid Thariqah Qadiriyah wa Naqsabandiyah. Karena memang perjuangan yang dikedepankan, maka gaji dan bayaran bukanlah hal yang demikian diburu, lanjutnya.
Karena bagi dia, sangat banyak kalangan khususnya tokoh agama yang tidak pernah memikirkan bayaran dari khidmat yang dilakukan. “Beberapa kiai atau ulama bahkan rela membiayai seluruh kebutuhan santri yang ada di pesantren,” katanya. Tidak semata kebutuhan harian, termasuk keperluan sekolah juga ditanggung sang pengasuh, lanjutnya.

Apa yang dilakukan oleh para orang pilihan ini lantaran mengejawantahkan pesan bahwa mengejar tujuan akhirat, maka sekaligus akan menerima manfaat duniawiyah. “Sama seperti ketika kita akan melakukan perjalanan ke salah satu kota dan melewati kota sebelumnya, maka itulah hakikat mencari kepentingan ukhrawi,” terangnya. Sehingga, ketika akan menuju kota tujuan dan harus melewati kota sebelumnya, itulah makna hakikat dari perjuangan yakni mengejar kepentingan ukhrawi yang sekaligus merengkuh keuntungan duniawia.
“Tanpa harus berhasrat meraih keperluan duniawi, maka keuntungan tetap akan mengiringi ketika tujuan ukhrawi hendak diraih,” paparnya.

Di kediamannya, Gus Tuh setidaknya memiliki sekitar 70 santri putra dan putri yang seluruh kebutuhan mereka dipenuhi. “Termasuk sekolah dan keperluan harian lainnya,” katanya. Seluruh kebutuhan para santri dan pesantren diperoleh dari sejumlah lahan yang dimiliki, serta pihak yang berkenan membantu. (saiful)

Leave a reply