Kenangan Kantor PWNU Jatim, Mengenang 1000 Hari Wafatnya KH Hasyim Muzadi

1
1452
Bagikan Sekarang

PERINGATAN 1000 HARI — KH Ahmad Hasyim Muzadi adalah sosok Pejuang NU dengan Jabatan terahir Ketua Umum PBNU. Hari ini, Ahad 15 Desember 2019, di Pesantren Al-Hikam, Malang, diadakan Peringatan 1000 Hari Wafatnya KH A Hasyim Muzadi. Untuk mengenang mantan Ketua PWNU Jawa Timur ini, A Zaini Ilyas, salah seorang saksi yang pernah aktif sebagai staf kesekretariatan Kantor PWNU Jawa Timur, menulis catatan berikut. (Red)

KH Ahmad Hasyim Muzadi adalah sosok Pejuang NU dengan Jabatan terahir Ketua Umum PBNU.

1). Tanah kosong yang saat ini berada di sebelah utara KANTOR NU Jawa Timur adalah pemberian Bapak H. Imam Utomo Preode ke 1 ketika menjabat Gubernur Jawa Timur sekitar tahun 2000 dengan luas 3200 M. Beliau Menugasi H.Muid mencari Tanah hingga mengurus menjadi Sertifkat.

2). Tanah yang ditempati Kantor NU Jawa Timur sekarang ini ( depan Masjid Al Akbar), juga merupakan bantuan/Pemberian dari Bapak H.Imam Utomo preode ke2 ketika menjabat Gubernur Jatim pada tahun 2004. Dengan luas kurang lebih 1800 M2, tanah ini merupakan salah satu bantuan dari Bapak Imam Utomo untuk NU Jatim, dan dengan tanah ini akhirnya pada tahun 2004 dengan Pencalonan KH. Hasyim Muzadi sebagai Cawapres dimulai pembangunannya (hadiah dari KH. Hasyim Muzadi) namun demikian KH. Hasyim Muzadi untuk Tahap pertama menyerahkan dana sebasar 4 Milyard dari anggaran yang direncanakan sebesar 7 Milyard ketika itu.dan sisanya beliau Janji atas dituntaskan jika beliau selesai Pilpres.

Pilpres dilaksanakan Oktober 2004 dan ternayata Pasangan Mega Hasyim tidak berhasil memenangkan Pilpres, harapan untuk menyelesaikan Pembangunan Kantor NU Jawa Timur menjadi terhambat, pada suatu saat KH. Hasyim Muzadi pada akhir tahun 2004 Mampir ke tempat Pembangunan Kantor NU Jawa Timur dan detemui Almarhum H. Abdul Muid KH.Hasyim Muzadi mengatakan kepada Abd Muid ..(Ji, panggilan aba Muid ) teruskan pembangunan Kantor NU ini sekalipun saya gagal Pilpres) saya tetap akan membantu mencarikan. Mendengar itu aba Muid menjawab siap ba.. menuntaskannya.

Seiring perjalanan waktu Pembangunan kantor NU Jatim tetap berjalan, namun Jalannya tidak secepat rencana semula kerena keuangan yang kurang lancar, Pembangunan berjalan dengan keuangan dari Kas PWNU Jawa Timur dan juga dana talangan/Pinjaman dari aba Muid, sampai beliau menggadaikan barang2nya pribadi serta mencari Pinjaman ke Bank untuk mendapatkan dana. Guna membayar tagihan kepada pelaksana Proyek. KH. Hasyim Muzadi mencarikan bantuan untuk selesainya pembangunan Kantor NU Jawa Timur namun Jumlahnya tetap tidak bisa menutupi dari rencana semula.

Bagian kedua

Pembangunan kantor NU Jawa Timur (depan masjid Al Akbar) akhirnya dapat) dituntaskan pada awal tahun 2007 dan sudah siap ditempati dan sebelum pelaksanaan Konfrensi NU di genggong April tahun 2007 semua aktifitas perkantoran pindah dari Raya Darmo 96 pindah ke Kantor baru (depan Masjid Al Akbar). Namun demikian dengan selesainya pembangunan Kantor NU Jawa Timur masih menyisakan utang kepada H Abdul Muid sebesar Rp 3 Milyar lebih.

Untuk menutupi kekurangannya Pengurus baru hasil Konperwil NU di PP. Zainul Genggong yaitu Rais KH. Miftachul Akhyar dan Ketua KH. Ali Mashan Moesa memiliki tanggungan menyelesaikan pembayaran itu, akhirnya Pengurus PWNU Jawa Timur mengadakan Silaturrahim ke Bupati dan walikota yang berasal dari NU se Jatim, namun dari silaturrahim itu belum bisa menutupinya. Kerena situasi Politik dan KH. Ali Mashan mencalonkan jadi Cawagub, maka kemudian Konfrensi di Kantor Wilayah NU Jatim pada bulan Juli 2007 dan berhasil memilih Ketua baru yaitu KH. Hasan Mutawakkil Alallah sebagai ketua NU Jawa Timur.

Pada masa kepemimpinan KH. Hasan Mutawakkil ini tanggungan Pembangunan Kantor bisa terselesaikan dengan sumber Rp 1,5 Milyar bantuan dari Pak Karwo selaku Gubernur serta kekurangannya pelepasan Aset Tanah NU Jawa Timur yang berada di Jalan Jemurwonosari belakang RSI Jemursari dengan luas 1500 M.

3). Selama berinteraksi dengan beliau, KH Hasyim Muzadi dikenal dekat dengan para Staf yang bertugas dilingkungan Kantor NU Jawa Timur, dan membina komonikasinya dengan mengajak mereka Makan bersama dan apabila ada waktu ke Surabaya penting untuk ngajak para staf PWNU Jatim untuk silaturrahim dan makan bersama dan itu dilakukan cukup sering, disamping juga masih nyangoni anak-anak dengan sebutan yang khas kepada para staf NU Jatim.

4). Demikian sekilas (hanya sedikit) perjuangan beliau yang bisa kami haturkan kerena perjuangan ini yg memiliki nilai monomental, kita doakan semoga Almarhum dilapangkan kuburnya, diampuni segala kehilafannya dan diterima segala amal baiknya.

Demikian dengan narasi ini semoga kita dapat mengambil hikmahnya dan meneladani perjuangannya. Amin. Alfatihah!

Surabaya,15 Desember 2019

1 comment

Leave a reply