
Sumenep — Generasi penerus Nahdlatul Ulama setidaknya mampu melanjutkan perjuangan yang dilakukan para wali. NU adalah organisasi Islam yang didirikan para wali seperti Hadratus Syaikh Kiai Hasyim Asy’ari dan lainnya.
Ungkapan tersebut disampaikan Ustadz Khairul Umam, Kamis (23/12) pada Pelatihan Penguatan Kelembagaan NU yang diselenggarakan PCNU Sumenep dengan kordinator tim Lembaga Pengembangan Sumber Daya manusia atau Laksesdam.
Dalam paparannya, Ustadz Khairul Umam menjelaskan pendiri NU adalah para wali. “Para pendiri NU bukan orang biasa seperti kita. Karena berkat mereka, bangsa ini merdeka dan mampu bertahan dan berkembang hingga hari ini,” kata pria yang juga Sekretaris MWCNU Gapura Sumenep tersebut.
Dirinya berharap dengan adanya pelatihan ini utamanya pengurus MWC dan Ranting mampu melanjutkan perjuangan para pendiri, lanjutnya.
Kegiatan diselenggarakan di Aula MWCNU Gapura Sumenep sejak 23 hingga 25 Desember dan diikuti sekitar seratus orang utusan dari MWCNU dan Ranting se-timur daya yang meliputi Batang-Batang, Dungkek, Batu Putih dan Gapura.
Sedangkan Ketua MWCNU Batuputih, Kiai Wafi memberikan penyadaran tentang ancaman dan problem yang NU hadapi di era global. Tidak hanya oknom di luar NU yang bisa merusak, bahkan internal NU sendiri bisa saja hal ini akan terjadi.
“Ancaman NU hari terutama warganya adalah krisis ghirah mengabdi. Dalam ber-NU tidak cukup dengan intelektual tinggi dan pengetahuan yang mendalam. Selain itu, ghirah atau semangat yang tinggi dalam mengabdi adalah kunci terpenting dalam ber-NU,” katanya.
Di akhir pengarahan, Kiai Wafi mengingatkan sudah banyak organisasi di luar NU yang mengamalkan berbagai tradisi warga NU seperti bermaulid, tahlil, dan sebgainya. “Hal ini dilakukan untuk menyamar dan menciptakan propaganda demi mengikis dan menghancurkan NU,” pungkasnya (Mohammad Kholid/s@if)