Bondowoso Miliki Komunitas ‘Jas Hijau’

0
778
Bagikan Sekarang

Bondowoso – “Jas Hijau” sempat viral di media sosial dan tertulis di sejumlah baju milik warga NU di Bondowoso. Itu adalah kependekatan dari kalimat: Jangan Sekali-kali hilangkan jasa ulama.

Bagi warga kebanyakan, penyebutan ini sepintas sangat asing. Tak terkecuali bagi dunia santri dan masyarakat yang mendengar dan melihat tulisan itu.

“Jas Hijau, bukan hanya nama, tetapi memiliki nilai filosofis yang sangat dalam, lebih dalam dari ‘Jas Merah’ yang sudah kita tahu,” jelas Ahmad Dhofir sang inisiator istilah tersebut, Ahad (16/7) sebagaimana dilansir Suarajatimpost.

Menurutnya, ‘Jas Hijau’ bukan hanya sekedar penamaan, tetapi, bagaimana sekian lamanya Indonesia merdeka tidak lepas dari jasa ulama’ atau tokoh agama Islam kala itu.

“Nama ‘Jas Hijau’ kalau kita runut dan kita jabarkan ‘Jangan sekali-kali hilangkan jasa ulama. Udara merdeka yang kita hirup sampai hari ini, karena perjuangan ulama. Tidak berlebihan kiranya nama ‘Jas Hijau’ dibumikan,” ujarnya.

Dhofir juga menyebut, penamaan tersebut bukan hanya sekedar inspirasi dan mencari sensasi. Tetapi, jauh lebih dalam bagaimana mengingatkan para penerus bangsa ini.

“Sebagai simbol, untuk selalu mengingatkan pelanjut bangsa ini. Bagaimana, untuk tidak lupa pada pengukir sejarah,” tukasnya.
Pengasuh Pondok Pesantren Raudlatul Ulum Suren Jember, Kyai Abdur Rohman Luthfi, mengaku senang dengan jargon tersebut.

“Awalnya saya sangat penasaran. Tahunya saya Jas Merah (Jangan sampai melupakan sejarah) ternyata ‘Jas Hijau’ jauh lebih dalam khususnya bagi warga Nahdliyin,” tegasnya.

Tidak hanya itu, lanjut kiai alumni Pesantren di Madura tersebut, penamaan ‘Jas Hijau’ sudah layak dibumikan.
“Bukan hanya di Bondowoso, di bumi nusantara layak dibumikan dan perlu mendapat dukungan,” tutupnya. (s@if)

Leave a reply