
Jombang – Ratusan peserta dari pengurus dan anggota PC Muslimat NU se-Jombang menghadiri kegiatan deteksi dini kanker serviks dan payudara. Acara ini sebagai mata rangkai peringatan hari lahir Muslimat NU ke-71 yang diselenggrakan di Rumah Sakit Ibu dan Anak Muslimat.
Ketika memberikan sambutan, Nyai Hj Mundjidah Wahab mengemukakan bahwa Muslimat NU Jombang sangat peduli dengan kesehatan terutama kesehatan perempuan,” kata Ketua PC Muslimat NU Jombang tersebut, Rabu (10/5). Karena itu deteksi dini kanker serviks pada ibu-ibu Muslimat NU sangat penting agar ketahuan sejak dini sehingga bisa diobati dan bisa disembuhkan, lanjutnya.
Wakil Bupati Jombang tersebut mengingatkan seharusnya kalau perempuan yang sudah menikah melakukan papsmear. Seperti diketahui papsmear merupakan suatu metode atau tes yang digunakan untuk mengetahui apakah di dalam tubuh seseorang terdapat sel-sel kanker atau tidak. Tes yang juga dikenal dengan istilah tes papanikolaou ini dilakukan khususnya bagi para perempuan untuk melihat gejala kanker serviks yang mungkin dialami.
“Melakukan tes papsmear bagi perempuan dapat menyelamatkan nyawanya,” katanya. Dengan papsmear, dapat membantu memberikan pengobatan dini bagi yang menderita kanker serviks yang masih pada stadium awal. Selain itu, uji papsmear juga dapat mendeteksi perubahan yang terjadi pada sel-sel rahim yang mungkin berkembang menjadi kanker serviks di kemudian hari, urainya.
Karenanya, putrid pahlawan nasional KH Abdul Wahab Chasbullah ini mengajak para ibu khususnya peserta untuk melakukan tes papsmear setiap tahun secara rutin. “Dibanyak kasus perempuan ketahuan terkena kanker serviks sudah stadium lanjut,” jelasnya. Kalau sudah demikian, urusannya menjadi kompleks. Bisa lantaran masalah ekonomi, psikologis seperti karena ditinggal suami atau anaknya tidak mau mengurus).
“Makanya, ayo perempuan lakukan papsmear secara rutin,” pintanya.
Sedangkan dr. Mamro’atus Sa’diyah/mengemukakan, resiko terkena kanker serviks setiap tahun terjadi pada perempuan di atas 35-55 tahun. “Insiden puncak terjadi pada perempuan antara usia 45 hingga 60 tahun,” kata Ning Eyik, sapaan akrabnya
Dalam paparan Pengurus PC Muslimat NU Jombang bidang kesehatan tersebut, di Indonesia ditemukan 41 kasus baru setiap hari dan 20 kematian sekaligus akibat kanker serviks. “Saya sebagai dokter sangat senang kalau ada ormas seperti Muslimat NU yang mau melakukan dan mengorganisir masyarakat sadar dan mau melakukan papsmear untuk deteksi dini kanker serviks,” katanya.
Pada kegiatan ini, pihak RSIA Muslimat membebaskan biaya kepada warga untuk melakukan tes papsmear. “Siapa saja yang mau melakukan tes papsmear, tidak dikenakan biaya alias gratis,” pungkas Ibu Mundjidah. (s@if)