Ziarah Kubur, Bukti Bakti Kepada Orang Tua

0
1586
Bagikan Sekarang

Jember — Ziarah kubur sangat dianjurkan dalam Islam. Bahkan jaminan ampunan akan diterima bagi anak yang berkenan melakukan ziarah ke makam orang tuanya.

Demikian materi pengajian yang disampaikan Kiai M Noor Harisuddin, Ahad (5/2) di Masjid Agung al-Baitul Amin, Jember. Tidak kurang 200 jamaah Shalat shubuh, termasuk dr Rahim, suami Bupati Jember, Ibu dr. Faida.

Kiai M. Noor Harisudin saat itu membacakan kitab Irsyadul Ibad yang menerangkan tentang manfaat ziarah kubur. “Barangsiapa berziarah kubur kepada kedua orang tuanya yang sudah meninggal atau salah seorang dari keduanya, maka akan diampuni dosanya dan dicatat padanya pahala satu kebaikan,” kata Katib Syuriah PCNU Jember ini.
Dengan demikian, lanjut kiai yang juga Pengurus Majlis Ulama Indonesia Kabupaten Jember ini, untuk berbuat baik pada kedua orang tua setelah keduanya meninggal adalah dengan ziarah kubur.

Menguatkan apa yang telah disampaikan, dosen di IAIN Jember tersebut menjelaskan kisah seorang alim yang bermimpi bertemu dengan orang yang telah meninggal. Dalam mimpi tersebut, orang alim ini melihat orang yang mati keluar dari kuburan dan berebut pahala. Ada seorang ahli kubur yang tidak ikut berebut. Maka didekatilah orang yang tidak ikut berebut sembari bertanya: Apa yang mereka perebutkan. Jawab ahli kubur ini: Mereka berebut pahala yang dihadiahkan berupa bacaan al-Quran, shadaqah dan doa. Mengapa kamu tidak ikut berebut? Saya sudah cukup dengan hadiah khataman al-Quran yang dibacakan anak saya di pasar.

Seketika itu juga, orang alim ini bangun. Dia bergegas mencari pasar tersebut dan berusaha mencari seorang anak yang jualan kue. Ternyata, sambil jualan anak ini menggerakkan dua bibirnya sembari membaca al-Quran. Ketika ditanya, sang anak menjawab: “Saya membaca al-Quran, dan hadiahkan kepada kedua orang tua saya yang telah meninggal.”

Kiai M Noor Harisudin yang juga Wakil Ketua Lembaga Ta’lif wa an-Nasyr NU Jawa Timur meneruskan kisahnya. Beberapa bulan kemudian, orang alim ini bermimpi hal yang sama, bertemu dengan ahli kubur yang berebut pahala lagi. Pahala sedekah, bacaan al-Quran dan doa. Dalam mimpi tersebut ada hal aneh, seorang laki-laki ahli kubur yang kemarin tidak ikut berebut pahala kini ikut berebut pahala. Orang alim ini akhirnya terjaga dari tidurnya. Esoknya ia kembali ke pasar tempat yang kemarin bertemu dengan seorang anak yang membacakan al-Quran untuk kedua orang tuanya. Ternyata, setelah sampai di pasar tidak menemukan anak tersebut karena meninggal dunia.

“Kisah ini menegaskan bahwa pahala yang dikirim kepada ahli kubur akan sampai,” terangnya. Dan anak bisa birrul walidain kepada kedua orang tua dengan mengirimkan pahala bacaan al-Quran, sedekah dan doa, lanjutnya. Sehingga dengan demikian, birrul walidain dapat terus dilakukan kepada kedua orang tua setelah meninggal, pungkas Pengasuh Ponpes Darul Hikam Mangli Kaliwates Jember ini. (Anwari/saiful)

Leave a reply