
Surabaya – Pengurus Wilayah Lembaga Kemaslahatan Keluarga Nahdlatul Ulama (PW LKKNU) Jawa Timur meluncurkan program bantuan dana bergulir tanpa bunga. Diharapkan praktik rentenir yang kerap menjerat masyarakat bisa dikikis.
“Untuk masa pilot projet akan dilaksanakan di dua kabupaten yakni Jombang dan Nganjuk,” kata H Zahrul Azhar Asumta, Ketua PW LKKNU Jatim saat sambutan, Senin (21/11).
Untuk kedua tempat tersebut, konsepnya berbeda. Di Nganjuk menggunakan skema pendampingan, sedangkan di Jombang kerjasama dengan Baitul Mal wat Tamwil atau BMT NU. “Skema pendampingan ini, nantinya akan ada tim dari LKK NU yang diturunkan memberikan pemahaman tentang bantuan ini,” ungkap pria yang akrab disapa Gus Hans tersebut. Sedangkan di Jombang akan kerjasama dengan BMT NU yang telah memiliki jaringan cukup luas.
“Kami menyiapkan dana 40 juta rupiah, dan masing-masing dana bantuan tanpa dikenakan bunga,” kata salah seorang pengasuh di Pondok Pesantren Darul Ulum Peterongan Jombang tersebut. Sedangkan masing-masing penerima pinjaman akan mendapatkan dana 2 sampai 3 juta dengan masa pengembalian enam bulan, lanjutnya.
Tim telah mengantisipasi terhadap kalangan yang tidak mampu mengembalikan pinjaman. “Kalau tidak bisa mengembalikan uang, warga diberi kesempatan mengembalikan dengan kaleng bekas,” terangnya. Satu kaleng merk Sinde bekas dihargai 200 rupiah, sedangkan merk lain 150 rupiah.
Memang kegiatan ini sebagai bentuk kerjasama antara PW LKKNU Jatim dengan PT Sinde Budi Santosa.
Terkait penerima dana bergulir, pimpinan di Universitas Pesantren Tinggi Darul Ulum (Unipdu) ini memastikan hanya diberikan kepada pelaku usaha yang sudah berjalan 2 tahun. “Diutamakan warga NU,” tegas Gus Hans. Yang lebih diprioritaskan juga adalah dari kalangan pra sejahtera.
Ikhtiar ini mendapat dukungan dari PWNU Jatim. Akhmad Muzakki yang hadir pada acara launching program ini mengingatkan akan 3 komitmen NU. “Ada tiga program utama kepengurusan kami yaitu ekonomi, pendidikan dan kesehatan,” kata Sekretaris PWNU Jatim tersebut. (saiful)