Muslimat Jombang Sosialisasikan Bahaya Kekerasan terhadap Ibu dan Anak

0
525
Bagikan Sekarang

Jombang – Sebanyak 21 Pimpinan Anak Cabang Muslimat NU se-Jombang menghadiri sosialisasi kekerasan terhadap perempuan dan anak. Diharapkan pada setiap pengajian dan perkumpulan yang diselenggarakan selalu diingatkan akan bahaya hal tersebut.

“Kekerasan terhadap perempuan dan anak merupakan rintangan terhadap keberhasilan pembangunan karena korban menjadi tidak percaya diri,” kata Nyai Hj Mundjidah Wahab, Kamis (14/9/2016).

Ketua PC Muslimat NU Jombang ini mengemukakan bahwa akibat kekerasan, partisipasi perempuan di tingkat sosial menjadi rendah, termasuk berkurangnya otonomi pada masalah kesehatan, ekonomi, politik dan budaya. “Maka penting bagi kita semua bergandeng tangan untuk peduli dan ikut menyelesaikan persoalan ini,” kata Wakil Bupati Jombang tersebut di hadapan peserta dan narasumber.

Salah seorang pemateri, Siti Rofiah mengemukakan bahwa data di Women’s Crisis Center (WCC) Jombang menunjukkan bahwa sejak Januari hingga Agustus kekerasan terhadap perempuan dan anak di kota santri sebanyak 35 kasus.

“Saat ini banyak dihadapi berbagai kasus tindak kekerasan yang korbannya adalah anak dan perempuan,” kata bidang advokasi di WCC Jombang ini. Tingginya angka tersebut menjadi persoalan bagi semua pihak untuk turut bertanggung jawab mencari solusi.

“Salah satu solusinya adalah bekerjasama dengan aktifis Muslimat NU sebagai ormas perempuan yang di dalam kepengurusannya juga terdapat ibu nyai,” kata dosen Universitas Hasyim Asy’ari Tebuireng ini.

Dengan terobosan tersebut diharapkan mampu meminimalisir dan pencegahan kekerasan terhadap perempuan dan anak di Jombang. “Sehingga dalam pengajian maupun ceramah yang disampaikan ibu nyai bisa menyinggung tentang apa itu kekerasan, mengapa korban kekerasan cenderung dialami kelompok rentan yakni anak dan perempuan,” terangnya. Juga yang tidak kalah penting bagaimana mencari solusi atas kekerasan yang ada, lanjutnya.

Di akhir penjelasan, Siti Rofiah cukup prihatin lantaran di antara mereka yang melakukan adalah mengetahui dan sadar dengan tindakan kekerasan tersebut. “Para Pelakunya justru mengetahui dan pernah melakukannya,” pungkasnya. (saiful)

Leave a reply