Membanggakan, Siswa SDNU Juara Lomba Matematika di Singapura

0
805
Bagikan Sekarang

Gresik – Prestasi membanggakan ditorehkan dua siswa Sekolah Dasar Nahdlatul Ulama (SDNU) Gresik yang berhasil meraih medali perunggu pada lomba International Mathematics Competition (IMC) di Singapura.

Dua siswa tersebut adalah Khosyi Waliyyul Fattah dan Fakhrina Maulidah. IMC sendiri diikuti sejumlah siswa dari Singapura, Filipina, China, Malaysia, Vietnam, Iran, Korea Selatan, Hongkong, dan Myanmar.
IMC merupakan kontes matematika tahunan diselenggarakan oleh IMC Union. Kompetisi ini untuk mengenalkan pendidikan matematika untuk murid SD.

“Selama ini pelajaran matematika dikenal dengan pelajaran yang sulit tapi buktinya, kedua siswa kami bisa bersaing dengan negara lain. Kami bangga dengan anak Indonesia yang berprestasi. Inilah perjuangan mengharumkan nama bangsa Indonesia dan kebanggan orang tua,” kata Kepala sekolah SD NU Gresik, Didik Suyono, Rabu (3/8/2016).
Didik menegaskan adanya siswa berprestasi ini akan memberi semangat kepada teman lain untuk gemar belajar matematika.

“Ilmu matematika ini dasar bagi pengetahuan lainnya. Sehingga diharapkan siswa lain juga senang mempelajari matematika,” imbuhnya.

Ahmad Jazuli, guru kelas matematika sekaligus pendamping siswa berprestasi mengatakan bahwa kedua siswa-siswi tersebut setiap pagi selalu menyempatkan waktu sekitar 30 menit untuk belajar matematika.
“Yang dipelajari adalah soal matematika bertaraf nasional maupun internasional yang menggunakan Bahasa Inggris. Sehingga Juli kemarin kedua siswa kami bisa meraih juara internasional,” kata Ahmad Jazuli.

Sedangkan pihak sekolah menyeleksi bakat dan minat anak sebum dilakukan bimbingan belajar pada pelajaran khusus. “Sekolah melakukan tes bakat dan minat. Sehingga diketahui kemampuan siswa dan honinya. Baru sekolah mengadakan pendampingan,” katanya.

Ketua Yayasan Perguruan Nahdlatul Ulama (NU) Trate, Kecamatan Gresik, Muhammad Elfi Wahyudi mengatakan bahwa prestasi ini memberikan kebanggaan kepada lembaga pendidikan NU. Sebab, prestasi tersebut menjadi bukti bahwa pelajaran dan pengajaran yang ikhlas bisa menghantarkan kesuksesan siswa.

“Keberhasilan ini tetap menjadi koreksi diri bagi guru, orang tua dan lembaga pendidikan NU. Jangan lupa untuk tetap memberi pelajaran agama, budi pekerti dan pelajaran umum kepada siswa. Apapun prestasinya, siswa tidak lepas dari pelajaran agama sebagai pondasi dalam kehidupan di masyarakat,” kata Muhammad Elfi Wahyudi. (STN/saiful)

Leave a reply