Surabaya — Wakil Rais Aam PBNU, KH Miftachul Akhyar tidak sependapat dengan rencana aksi bela ulama yang akan digelar di Jakarta, Sabtu (11/2) nanti.
Kiai yang juga pengasuh Pondok Pesantren Miftahul Sunnah Kedungtarukan Surabaya ini mengimbau agar ulama dan kiai-kiai harus tahu, dibela itu untuk apa. Sebab ulama itu harusnya bisa jadikan dunia yang maslahat dan akhiratnya sukses.
“Kalau dari istilah, bela ulama itu bagus. Ulama memang harus dibela, termasuk umaro juga perlu dibela. Tapi caranya juga harus bagus,” kata Kiai Miftah, sapaan akrabnya, Rabu (8/2).
Mantan Rais Syuriah PWNU Jatim tersebut mengemukakan jangan karena membela ulama, tapi caranya tak simpatik bahkan malah membuat ketegangan. “Masak ulama kok disamakan dengan suporter bola yang bondo dengkul,” kelakarnya.
Secara terpisah, H Saifullah Yusuf yang juga salah seorang Ketua PBNU meminta agar warga NU di Jatim untuk tidak ikut aksi ke Jakarta. ”Kami tak ingin NU terseret kepada tindakan yang bisa jadi menjauhkan dari khittah,” ungkap Gus Ipul, sapaan akrabnya.
Mantan Ketum PP GP Ansor ini berharap masalah pilkada diserahkan kepada Parpol dan NU tidak dibawa-bawa dalam ranah politik baik nama maupun simbol. “Rais Aam PB NU sudah memaafkan Ahok, sehingga saya minta warga NU tenang,” tandasnya.
Sekedar diketahui, Forum Umat Islam (FUI) akan menggelar aksi bela ulama yang akan digelar pada Sabtu (11/2) nanti. Rencananya dalam aksi tersebut akan menggelat long march dari Istiqlal menuju Monas, Bundaran HI dan kembali ke Monas. (skala/saiful)