Tokoh Pesantren Berperan Penting dalam Kemerdekaan Indonesia

SEJARAH — Sejarah Indonesia membuktikan, tokoh-tokoh Islam, khususnya dari pesantren, berperan penting dalam kemerdekaan Indonesia. Mulai dari proses pemahaman akan rasa cinta tanah air, melalui pendidikan, hingga dalam bentuk organisasi pergerakan.
Tokoh Islam dari kalangan pesantren seperti KH Hasyim Asy’ari, KH Wahid Hasyim, KH Abdul Wahab Chasbullah, KH Masjkur, KH As’ad Syamsul Arifin, KH Idham Chalid, di antara yang kemudian diangkat menjadi Pahlawan Nasional. Hal itu membuktikan peran tokoh Islam dalam pembentukan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Kebetulan tokoh-tokoh tersebut berasal dari Nahdlatul Ulama (NU) yang jauh sebelum Indonesia merdeka, telah menunjukkan aktivitas dalam membangun masyarakat di Indonesia.
Tokoh-tokoh NU yang secara langsung berperan sebagai Pendiri Negara (founding father) khususnya dalam penyusunan Konstitusi Negara (UUD 1945) adalah KH Wahid Hasyim dan KH Masjkur. Selain juga tokoh-tokoh lain, seperti Haji Agus Salim, Ir Soekarno, Hatta, Achmad Subardjo, Abdul Kahar Muzakkir, dll.
“Umat Islam dan tokoh-tokoh Islam, baik santri dan ulama, mempunyai andil besar dalam kemerdekaan Indonesia,” tutur Sejarawan Ahmad Mansur Suryanegara, dalam Api Sejarah 1.
Selain tokoh-tokoh dari kalangan Nahdlatul Ulama, juga dari kalangan Persyarekatan Muhammadiyah. Muhammadiyah merupakan organisasi Islam yang telah berjuang dalam pergerakan kemerdekaan bangsa.
Melalui para tokohnya, Muhamadiyah telah terlibat aktif mendirikan dan memajukan Negara Republik Indonesia. Setelah Indonesia merdeka, pengabdian Muhammadiyah terhadap bangsa dan negara berlanjut.
“Ketika kita berbicara tentang Muhammadiyah dan kemerdekaan, maka sebenarnya hal ini sangat penting dalam arti kata Muhammadiyah sejak awal berdirinya sebenarnya melakukan dua hal yang sangat penting dalam proses merdeka kita. Yang pertama yang dilakukan adalah pembaharuan,” ungkap sejarawan Anhar Gonggong. (Red)